Saturday, November 21, 2009

kabar dari nenek ^^

Bismillah ^^

sebenarnya sudah lama ingin menulis ini
tapi kembali lagi ke tujuan awal..
BUAT APA ?
semata untuk mengingatkan diri pribadi
bahwa beruntung pernah mengenalnya ^^

aku ingin bercerita tentang seorang perempuan berusia lanjut, 70 tahun ke atas.
secara fisik dia seperti perempuan atau nenek kebanyakan
rambut beruban, gigi yang tinggal beberapa, wajah yang keriput dan kaki yang cukup ringkih
tapi ada yang berbeda dari nenek ini
pengetahuannya
cara dia menyikapi hidup
dan sifatnya yang murah hati, sabar dan tulus

rumahnya sederhana
khas rumah rumah di sekitarnya
berbentuk panggung yang terdiri atas loteng, lantai papan dan kolong
loteng dibuat untuk menyimpan koper-koper tua, buku-buku atau kitab yang hampir lapuk
lantai papan, sebagai induk dari rumah ini
dan kolong untuk menyimpan berbagai macam hasil pangan, mulai dari gabah, kedele bahkan beras, kadang ada bambu-bambu untuk pagar rumah atau apa pun itu..

nenek ini, dalam komunikasi sehari-harinya lebih sering dengan bahasa daerah
bahasa daerah yang cukup pakem, yang sudah mulai tak lazim digunakan penduduk setempat
tapi berbeda bila bercakap dengan cucu-cucunya
dia lebih sering menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
terutama ketika saat-saat mendongeng, atau mentafsirkan kitab-kitabnya
ya, dia punya beberapa kitab Arab gundul yang berbahasa Melayu kuno
di hadapan cucu-cunya, dia suka membacakan kitab ini
istimewa, karena seluruh cucunya belum ada yang mampu membaca kitab-kitab itu

lain lagi ketika dia mulai bercerita
indah dan sungguh aplikatif
dongeng, riwayat sahabat, dia ceritakan dengan kontekstual
dan ketika cucu-cucnya mulai besar dan bisa membaca
mereka akhirnya sadar, kalau kisah laut menangis itu tentang Nabi Nuh, batu yang bersuara tentang sahabat Rasulullah, dll.
selain itu, pilihan nama-nama tokoh sungguh unik
dan cucunya dibiarkan berpikir, kira-kira ingin memilih tokoh yang seperti apa.
ya, dia kaya akan cerita

bila ada waktu senggang
dia suka mengajar bahasa Jepang,
bercerita tentang zaman penjajahan
atau mengajarkan tulisan tegak bersambung, bukan ding, dia miring bersambung
kadang suka mengajarkan cara menggambar
dia lebih sering menggambar bunga atau motif yang tercetak di seprei atau gorden.
begitulah..

kata orang, dia ramah, sabar dan tulus
di depan rumahnya ada pohon mangga, belimbing, jambu dan kawista
itu sudah jadi milik umat
kecuali kalau cucu pertamanya akan ke rumahnya :),
seperti ada pengumuman tak langsung
mangga, jambu sebelah ini jangan diganggu dulu ^^
dan itu sudah jadi pemakluman dan rahasia umum

di hari-hari senjanya,
dia masih melakoni profesi yang sudah berpuluh tahun
sebagai yang memandikan jenazah
dia sepertinya online 24 jam,
siap datang ketika ada yang membutuhkan

selain sebagai yang memandikan jenazah
dia juga sebagai orang dituakan untuk membuat nasi minyak
nasi untuk acara perjamuan atau syukuran di sana
sepertinya sudah pakem, kalo ada yang hajatan pasti memanggil nenek ini
katanya sih nasinya legit..
:)

dia juga masih sering ke sawah
melihat atau menyiangi tanaman yang mengganggu padi atau kedelenya
pernah dilarang tapi dia tetap sesekali ke sana
katanya, di sana dia bisa melihat suaminya yang sudah almarhum

dan ada kesehariannya yang lain
yang memesona
dia seorang yang rajin beribadah
keingintahuannya akan kebenaran sangat tinggi

rumah dia yang kebetulan cukup dekat dengan masjid
sekitar 100 meter
sungguh mendukung aktivitas ibadahnya

ketika tiba waktu sholat
beliau biasanya sudah ada di masjid
5 waktu beliau selalu di masjid
kadang 2 kali sepekan
tiap jam 22-an malam, beliau ke masjid, sendirian
dan di sana beliau mulai mengaji, membelah malam melalui pengeras suara masjid
masyarakat di sekitar masjid itu sudah tau
pasti nenek ini yang mengaji
ada keinginan yang selalu beliau sampaikan
'Ya Allah, panggil saya dalam keadaan bersujud pada-Mu'

kecuali ketika dia berada di rumah anaknya yang cukup jauh dari masjid

kebiasaannya yang sangat dihafal oleh keluarganya;
sekitar jam 9-an sudah tidur dengan 2 lembar sarung
dan jam 2 pagi nanti mulai terbangun
sholat lail, tilawah hingga subuh menjelang
begitulah,
kebiasaanya selalu seperti itu meski ada di rumah cucunya sekali pun

seperti umat muslim lainnya
dia juga langsung merinding, pucat, dan terkadang menangis
bila melihat tayangan kekejian Yahudi terhadap Palestina

aih, bibirnya selalu basah oleh dzikir
pikiran positif
dan harapan harapan indah untuk anak cucunya
dia hafal Al Matsurot, dan selalu dilantunkan tiap pagi dan sore
Al Matsurot itu, oleh-oleh dari cucunya waktu 2004
saat itu, jangankan menghapal, mengamalkan dua kali sehari saja cucunya masih enggan.

15 November 2008
dia kembali menghadap Yang Kuasa
dia meninggal begitu indah, dalam keadaan wudhu dan sedang memakai mukenah
ya dia meninggal ketika sholat malam, doanya terkabul..

jelang magrib, 15 November 2008
semesta menyaksikan kepergiannya
seluruh anak cucu kerabat berkumpul
kecuali 2 orang yang masih terpisah 3 lautan
mereka semua ikut mengantar
menuju sebuah pemakaman umum
beliau diantar ratusan orang
katanya hampir 3 kilometer
ukuran yang panjang untuk sebuah kampung kecil
subhanalloh, begitu banyak yang menyayanginya
semoga tenang di alam sana
amiin


.................. prolog ..................


dan suatu sore
saat itu Selasa, gerimis menaungi langit Jogja

nenekku tiba-tiba menelpon dan bercerita cukup panjang
sebuah kebiasaan yang dilakukannya ketika lagi sendiri

'sekarang Nenek sudah nggak enak makan, kerongkongan juga pahit, ga bisa menelan apa-apa'
'ko bisa gitu, masakan Bibi Tuti kan enak', kataku sekenanya
'iya, badan Nenek sakit.. lemah, sekarang nenek nelpon Ade sambil duduk di pintu'
aku diam saja
'tanggal 15 Nenek mau ke Bima, 16 November Vony mau ulangtahun ke 17'
'oya Nek, hati-hati ya.. pergi sama siapa ?'
'sama Tanti.. ya sudah, Ade baik baik di Jogja, jilbabnya dijaga, besok pulang bawa film Palestina yang banyak, Nenek mau nonton lagi'.
'iya nek... insya allah', entah tiba-tiba ada bulir bening jatuh begitu saja, sepertinya ada yang berbeda dari ucapan nenekku.

setelah telponan dengan nenekku, aku sms ke orang rumah, minta mereka untuk menjenguk nenek.

sampai pada Jumat pagi, ayahku nelpon, kalau beliau mau ke LaKey *pantai surfing di Dompu*, ada pelatihan 3 hari. di situ aku sempat bilang ke ayahku, 'Pa, tolong ke rumah nenek dulu, pastikan Nenek baik-baik saja'.
dan Alhamdulillah, sebelum pergi, ayahku ke tempat nenekku dulu. Pas di sana, ayahku sempat nelpon dan aku ngobrol ma nenekku. ada yang berbeda, tapi aku ga tau apa.
intinya nenekku ga jadi ke Bima, ga ada yang bisa nganterin, tapi pas di akhir pembicaraan kami, beliau sempat bilang.. 'tapi besok keluarga Bima, Mataram pasti ke sini, besok semuanya kumpul di rumah Nenek, Ade sama Meci kalo ga bisa ikut jangan dipaksa, dengar ceritanya aja'...

malam Sabtu, sekitar jam 10-an
aku sempat menelpon bibi Tuti, menanyakan kondisi nenekku.
katanya, nenekku baru saja bangun, mau nonton televisi :)
Alhamdulillah, mikirku berarti nenekku sudah ga papa.

sampai pada Sabtu pagi, sekitar jam 2.30 WIB
ayahku menelpon, dan yang angkat adekku Meci
saat itu aku sempat nyikut Meci, Ci angkat, kabar nenek tuh..
pas adekku angkat..
kemudian dia langsung bilang ...
'Ka,,,, nenek da ninggal, baru saja, katanya pas sholat tahajud, kita pulang kata Papa'
serasa seperti petir.
habis itu, mulai masuk telpon dari omku, uak, dan beberapa kawan yang sudah mengenal nenekku.
ya, nenekku memang sudah pergi
dan aku pun mengabarkan ini ke beberapa teman, meminta mereka ikut mendoakan.

paginya, aku sama Meci hunting tiket buat 2 orang
dan mungkin memang belum rejeki kami
tiket itu ga bisa kami dapat.

akhirnya kami hanya mendengar cerita cerita dari adek-adek sepupu yang di sana

semoga engkau nyaman di sana
kemarin waktu ade nonton 'Emak Ingin Naik Haji', ade seperti melihat nenek lagi :)


*kalemboade*





9 comments:

Ijuf Mar said...

subhanallah
semoga Nenek berada di tempat mulia di sisi Allah, bahagia bersama kasih sayang Allah, amin.
gerimis di hati mbak, De
terima kasih sharingnya, semakin indah rangkaian katanya Ade, selalu menunggu cerita selanjutnya

Mohamad Fadhli said...

:) subhanallaah.. Allaahu akbar.. saya bingung mau komen apa.. doa kami yang terbaik bagi Nenek.. beliau masih menjadi teladan di penghujung usia.. semoga kita dimampukan khusnul khotimah..

ade mataho said...

amiinnn
niy bukan buat gerimis ko mba,, tp buat matahari


makasih ya mmba :)

ade mataho said...

:)

amiinn

Fitria Amathonte said...

nenek yang hebat...semoga semua amal ibadahnya diterima Allah

retnadi nur'aini said...

duh, tulisan yg ditulis dengan indah sekali
smp nangis bacanya.
semoga amal ibada sang nenek diterima Allah ya :)
amin

ade mataho said...

@ Fitri,,
amiin..

@ mb Retna,,
makasih y mb..
amïïn

*ade msh belajar :D*

zukhruf an Navis said...

ngiri pengen jd org sprti nenek..merinding buu..ni kali kedua ane mendengar kisah tentang beliau..dan ada sebuncah rasa dihati yang nggak bisa ku ungkapkan,,,mg nenek tenang di Sisi ALLAh ya..

ade mataho said...

amïïn
makasì doanya say..

mg kita bs ngambil hikmah dari tiap kjadian y bu