Wednesday, March 31, 2010

[my favorite author] Marah Rusli.. dokter hewan yang nyastro *

Bismillah

Menulis tentang beliau berarti mengembalikan ingatan tentang kebiasaan kecilku.

Waktu itu, ketika aku kelas 1 SD, ayahku membiasakan aku untuk mencatat jejak rekam buku yang telah aku  baca, catatannya meliputi: judul buku, nama pengarang, tahun terbit, jumlah halaman, inti cerita dan keterangan yang ditandai dengan aku suka/tidak. Bisa dibilang, buku apa saja aku ‘lahap’ saat itu, hingga pada jelang pindah rumah kami; 8 Oktober 1992, aku telah membaca lebih kurang 327 buku. Tetapi, walau semua buku boleh aku baca, nyatanya ada juga buku yang belum boleh aku baca, dan itu ada ditumpukan rak rotannya yang berwarna coklat, yang dicat sejak tahun 1986. Yang aku ingat, rak itu selalu terkunci dengan gembok kecil berwarna coklat pula.

Sampai pada suatu sore, aku dapat kesempatan ‘menguak’ rak itu. Wow, hampir semuanya roman lama. Dan aku ‘mencuri’ satu buku, aku terpikat dengan sampulnya, seorang pemuda dengan pakaian adat bersama seekor kuda dan seorang gadis yang juga berpakaian adat, membaca judulnya, LA HAMI; kayak nama orang Bima *mikirku*. Dan benar, La Hami memang seorang pemuda Bima yang bernama asli Abdul Hamid.

Di kamar, aku membolak balik buku itu, memeriksa hurufnya yang begitu rapat dan kecil kecil, halamannya tebal, tapi masih tebal buku 100 Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah cetakan tahun 1990 yang terdiri atas 515 halaman dan aku menyelesaikan menyelesaikannya dalam waktu 4 hari, rekor bacaku saat kelas 1 SD.

Novel La Hami tentu berbeda, aku penasaran dengan pengarangnya, aku ingin tahu, dia dari mana, kok bisa menulis cerita dengan latar belakang Bima daratan di awal abad 20. Dan babak baru pun dibuka, aku berkenalan dengan seorang penulis besar..

MARAH RUSLI

Aku buka di lembaran paling akhir, ada riwayat singkat beliau.

Pengarang kelahiran Padang, 7 Agustus 1889 adalah putra bangsawan Sultan Abu Bakar. Dia didepak dari Padang karena menikahi seorang gadis Sunda pada tahun 1919. Profesinya sebagai dokter hewan mengharuskan dia untuk siap mengabdi hingga pelosok Indonesia, dan sampailah dia di pulau Sumbawa, daratan yang gersang tapi dicintai olehnya hingga mengilhaminya untuk menulis ‘La Hami’, sebuah cerita kepahlawanan seorang pemuda pribumi yang cukup popular di Bima. Selain La Hami, dia juga menulis roman terkenal, Siti Nurbaya.

Ouwh, ternyata beliau orang Padang yang pernah berinteraksi lama dengan masyarakat pulau Sumbawa NTB.

Di kemudian hari, seiring perkembangan teknologi yang pesat, ada info lain yang bisa aku dapat.

Marah Rusli atau Marah Roesli bin Aboe Bakar , ternyata seorang dokter hewan yang berdedikasi tinggi, dia pensiun pada tahun 1952 dengan jabatan akhir sebagai Dokter Hewan Kepala.  Selain menekuni dunia kesehatan hewan, beliau juga mencintai susastra seperti dongeng yang diceritakan para tukang kaba semasa kecilnya di Sumatera Barat, mungkin seperti pendongeng di Aceh.

Dalam perjalanan kepenulisannya, beliau telah menghasilkan karya :

1.      Sitti Nurbaya, di tahun 1920 oleh Balai Pustaka dan pernah mendapat hadiah dari Pemerintah RI tahun 1969 serta telah diterjemahkan dalam bahasa Rusia. Roman ini sepertinya diilhami dari kisah percintaan beliau dengan gadis Sunda yang sebelumnya sempat tidak direstui oleh keluarga besarnya di Padang. Membaca roman ini, akan banyak hikmah yang bisa kita ambil, antara lain bahwa adat bukanlah pedoman yang kaku.

2.       Hami, diterbitkan tahun 1924 oleh Balai Pustaka

3.      Anak dan Kemenakan, diterbitkan tahun 1956 oleh Balai Pustaka

4.      Memang Jodoh

5.     Tesna Zahera dan ditambah satu terjemahan yang berjudul Gadis yang Malang.

Masa itu, La Hami jadi sahabat eratku. Aku tersihir dengan tulisan Marah Rusli, dia mampu menggambarkan suasana Bima pascaletusan gunung Tambora, akulturasi indah antara kesultanan Gowa dan kerajaan Mbojo *Bima*, hubungan yang hangat kerajaan-kerajaan di NTT serta kondisi sosial saat itu. Kisah lainnya, adalah nama nama tempat, misalnya Dompu yang dulu bernama Dompo *ada dalam sumpah amukti gajah mada*, yang artinya potong, atau daerah yang memotong Sumbawa dan Bima.

Dokter hewan yang nyastro, buatku beliau adalah pahlawan pribadiku, karena dari novel itu juga yang menginspirasiku untuk menulis tentang ‘Pemukiman yang Saya Idamkan’ dan sempat jadi salah satu tulisan yang dipamerkan saat Hari Habitat II PBB di Istanbul Turki di tahun 1996. Dalam pikiranku saat itu, orang dari luar saja tahu banyak tentang Bima, mengapa aku selaku anak pribumi tidak.

Marah Rusli meninggal pada tanggal 17 Januari 1968 di Bandung. Di akhir hayatnya, beliau digelari Bapak Roman Modern Indonesia oleh H.B. Jassin. Karena memang setelah beliau, muncul penulis periode Balai Pustaka lainnya, yang menulis banyak cerita ber-setting kondisi sosial saat itu dan ini menjadi warisan buat kita, generasi yang ingin melihat sejarah Indonesia di tahun 20-an. Bukankah bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya ?? :)

Wallohu’alam.

Kalemboade.

 * diikutkan dalam kuis my favorite author

 

Tuesday, March 30, 2010

[Bima] dalam pakaian adat pernikahan

Bismillah

tadi lihat di 'accueil' facebook
ada foto pernikahan kawan SMA-ku

unik, tampak dalam pakaian adat Bima modern
ini aku upload di sini ya

Foto pertama
pakaian adat Bima dalam warna hijau


pernikahan Rahmat Hidayat dan Aty

Foto kedua
foto pernikahan adek kelas
dalam pakaian adat berwarna merah
merah adalah warna khas Bima



pernikahan Ayu dan suaminya :)

Ya, itu sekilas foto foto dou Mbojo dalam balutan pakaian adatnya ..

Buat 2 pasang pengantin
Barokalloh ya..
semoga jadi keluarga yang SAMARABA..
amiinn


Monday, March 29, 2010

[usul/tanya] .. bikin jaket/jumper MP yukz.. buat mempererat tali silaturrahim sesama MPerz.. *btw dulu prnah ada ya, tapi belum terealisasi..*

ide kreatif bangsa Jerman

Bismillah

Pepatah lama, banyak jalan menuju Roma, tak ada rotan akar pun jadi...
kembali terngiang waktu membaca tulisan di eramuslim kali ini
ya sebuah kreatifitas yang juga sedang ditekuni oleh orang Indonesia saat ini
tapi menjadi unik karena yang diliput adalah mereka para kaum minoritas
Islam yang katanya masih sedikit di Jerman

ditengah media yang terus membobardir dengan tema islamphobia
mereka *baca, para desainer muslim* meluncurkan baju baju style a la Islam
indah, damai dan universal
*jadi inget,, my name is khan*


berikut beritanya : :)

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendakwahkan Islam. Sebagai perancang busana, Melih Kesmen melakukannya lewat baju-baju rancangannya yang kini menjadi trend, bukan cuma di kalangan anak muda tapi juga orang-orang dewasa di Jerman.


Lewat kaos dan jaket kasual rancangannya, Kesmen ingin mengatakan pada dunia bahwa Islam sepadan dengan nilai-nilai yang berlaku di Barat dalam hal toleransi dan kebebasan berekspresi. Islam juga bisa keren dan modern sesuai perkembangan zaman. Di kaos dan jaket buatannya, Kesmen mencantumkan tulisan-tulisan yang mempromosikan Islam, misalnya "Hijab. My right. My choice. My life" atau "Terrorism has no religion".

Kesmen, Muslim Jerman keturunan Turki ini mengawali ide kreatifnya pada tahun 2006, saat sedang ramai-ramainya aksi protes di seluruh Eropa terhadap harian Denmark yang mempublikasikan kartun-kartun yang menghina Rasulullah Saw. Kesmen merasa muak dengan stereotipe dan sikap anti-Muslim yang muncul bersamaan dengan maraknya aksi protes itu. Ia kemudian mendapat ide untuk mengungkapkan perasaannya itu lewat rancangan busana yang dibuatnya.

"Pertama, saya membuat baju hangat untuk saya sendiri dengan mencantumkan slogan 'I love My Prophet' di baju itu untuk menunjukkan diri saya sebagai seorang Muslim yang memiliki sikap toleransi dan mencintai perdamaian," ungkap Kesmen yang masih berusia 34 tahun.

Tak diduga, baju hangat yang dipakainya menarik perhatian banyak orang. Saat ia sedang berjalan di luar dan mengenakan baju hangat itu, orang selalu menghentikan langkahnya dan bertanya dimana ia membeli baju tersebut. Kesmen lalu menyadari ada celah pasar yang bisa ia manfaatkan. Bersama isterinya, Yeliz, Kesmen membuat baju-baju kasual dengan menyematkan tema-tema Islami.

Setelah lebih dari tiga tahun, Kesmen sudah membuat sekitar 35 motif berbeda dengan menggabungkan Islam dan budaya pop gaya anak muda. Selain, produk busana, Kesmen juga membuat tas dan poster-poster Islami.

"Kaum perempuan senang membeli baju anak-anak yang bertuliskan 'Mini Muslim' di bagian dadanya," kata Yeliz, isteri Kesmen. (ln/isc)

source : http://eramuslim.com/berita/dakwah-mancanegara/ide-kreatif-muslim-jerman-mendakwahkan-islam.htm
 

[tanya] sosialisasi/model pendidikan untuk pemilih pemula yang cocok itu seperti apa??

Saturday, March 27, 2010

Ne'E ba Ade *sebuah copast*

Dongaku langi kasamadaku lenga
ku tio si ntara na ngaha kantero
doho kananu kese aka wawo kaso
samonto sara'a ku di ru'u

Do'o di ntanda, wati wara di tende
mori kese wati loa tantu maru
aka rasa dou mado'o la'o dae ra dua
mado'o la'o uma ra ina ra ama

Ku dula si pede ku ne'e poda
wara dou di loa kupedu
di marai ao... samena ra ne'e ku iu
di loa kaiku ongu ro di bage kai angi

ipi ku dahu adeku da loa ku eda
sampela sama na'e ratio ro di ne'e
siwe sama rasa manggahi ra eli raso
maloa eda di ne'e ba ade
maloa di nenti samene di nuntu

mboto poda siwe di loaku siwi


siwe bune ngge'e rompa pala ku ne'e marimpu
siwe sama kampo wati pori dou kempo
siwe ma taho di toho
ma nggahi ra eli ma raso ra alo
mataho di mode ra mori sama sampe si made

Na ndadi poda si dula ku pede
ku ka tantu poda ku nupa dou di pedu
nawara si wati ngenak mbolo wura
ku rakasi wati ntoina ai nain di reke
ku kalosa ku ade di dou saudu
di ngaha sama kai janga siwe mone


*sebuah puisi dari kawan*
terjemahan bebasnya,, ade nulis nanti sahaja
kalembo ade

masakan Bima

Bismillah

pengen masak makanan khas Bima besok pagi
coba coba surfing
alhamdulillah dapat ini "saronco peke"

saronco peke
semacam masakan berkuah yang rasanya kecut kecut pedas
dari tulang iga sapi
rasaanya enak
apalagi kalo ditambah buah belimbing
berasa banget...

berikut cara2nya:

Bahan-bahan yang dibutuhkan

  • 1kg tulang iga sapi
  • 2cm lengkuas (memarka)
  • 1 lembar daun sereh
  • 1 ikat pataha doro (daun ruku-ruku)
  • 1 buah tomat besar (potong-potong)
  • 1 gelas air asam dari 3 lembar asam matang
  • Air secukupnya untuk merebus tulang iga

Bumbu yang dihaluskan
  • 2 buah cabe besar (keluarkan bijinya)
  • 20 butir lada
  • ½ the ketumbar
  • 1 ruas jari kunyit
  • 1 tomat kecil
  • 1 sendok makan minyak goreng
  • Garam secukupnya

Cara Membuatnya
  • Rebus tulang iga sampai setengah empuk, diamkan sampai dingin,
  • setelah dingin angkat dan buang lemak-lemak yang mengambang menutupi kuah.
  • Panaskan kembali.
  • Tumis bumbu yang sudah dihaluskan setelah harum angkat dan masukkan ke dalam panci yang berisi tulang iga diikuti bumbu lainnya; tomat, sereh, lengkuas dan terakhir daun ruku-ruku (dimasukan menjelang matang/diangkat).
  • Biar segar, tambahkan juga irisan buah belimbing..
  • Siap dihidangkaan.:)
kalo da yang mo nyoba,, monggooo :)


 

Friday, March 12, 2010

Surat pejuang untuk istrinya

Petikan surat Bung Tomo untuk isterinya Sulistina, ditulis di balik penjara Nirbaya, Kramat Jati

… Aku tahu Dindaku,
air matamu itu bukan air mata kesusahan,
kawan kita sementara ini tidak dapat berkumpul setiap hari penuh seperti dahulu.
Saya tahu bahwa air matamu tercucur karena Dinda merasa bahwa kita diperlakukan tidak adil.

Keadilan yang kita dambakan,sehingga kita bersedia menyambung nyawa di tahun 1945 itu,seolah-olah tidak ada lagi.
Tiada lagi keadilan itu bagi kita,
apalagi bagi rakyat jelata kita.
Mengingat semua itu saya tidak jarang seperti Dinda pula
mencucurkan air mataku.

Seperti anjuran Romo Mangunsoedarso dulu,
kita menangis mohon pertolongan ALLAH SWT bagi rakyat kita
yang sudah beratus-ratus tahun lamanya belum pernah merasakan keadilan sejati.
Dik Tienku,
Tiada jalan lain yang harus kita tempuh,
selain mohon pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Sembahyang tahajud malam hari,
seikhlas-ikhlasnya, sekhusyuk-khusyuknya,
insya Allah, pertolongan akan datang.
Di samping itu, Dinda sayang masih ingat nyanyian Doris Day yang kita tonton di Malang dulu bukan ? Look for The Silver Lining ?
Antara lain kalimat-kalimatnya “Look for the silver lining,  whenever clouds appear in the blue …”
… ALLAHU AKBAR !
Kini marilah kita lihat “The Silver Lining” nya.
Kita tahu betapa manusia-manusia yang ingin mencari popularitas kadang-kadang berbuat amoral,
membeli “teman” dengan menghamburkan uang negara (uang rakyat),
mencoba mencari simpati orang banyak (massa) dengan menyebarkan fitnah dan mempergunakan cara-cara yang kotor lainnya.
Sedangkan kita dengan adanya penahanan terhadap diri saya,
tanpa kita minta, simpati telah meluap-luap ditujukan pada kita sekeluarga.
Lebih-lebih simpati tersebut telah timbul secara sadar karena mereka mengetahui benar “what am I fighting for” !
Mereka tahu bahwa saya, demikian juga Dinda, Titing, Bambang, Sri dan Ratna,
berjuang untuk menegakkan kebenaran dan keadilan sejati,
sebagaimana yang dicita-citakan oleh segenap bangsa Indonesia
pada waktu kita memproklamasikan negara kita pada tahun 1945 dulu.

Dindaku sayang,
sympathie itu akan besar artinya bagi keluarga kita, sadarilah itu !
Semoga sympathie tersebut akan ada manfaatnya,
ikhtiar serta usaha kita menciptakan keadilan dan kebenaran sejati bagi rakyat Indonesia yang kita cintai.
Agar melalui jalan-jalan yang syah menurut hukum,
benar-benar RI Proklamasi 17 Agustus 1945 ini akan menjadi
negara yang diridhoi ALLAH SWT, sesuai dengan dasarnya ..

Itulah ! “Silver Lining” yang harus dilihat.
Dengan melihat ke arah “Silver Lining” tersebut, akan nampaklah nantinya sebuah horizon, cakrawala yang gilang gemilang.Di horizon itu akan kita jumpai rakyat Indonesia yang tersenyum simpul,
anak-anak muda Indonesia yang tertawa riang
karena nantinya kebebasan jiwa yang penuh tanggung jawab, kemakmuran, serta kesejahteraan yang merata
benar-benar akan menjadi kenyataan !!
Nur ilahi akan memberikan cahaya terang, mantap, dan abadi pada horizon atau cakrawala itu.

Tina adikku sayang,
jangan tertumpah lagi air matamu,
biarlah butiran-butiran mutiara itu tertahan dalam dadamu.
Tabah terasa pada dadamu,
sehingga kelak akan gemerlapan mutiara-mutiara itu dalam menyambut cahaya cakrawala harapan bangsa kita.
Tegaklah kembali sepenuhnya, Dinda !
Tuhan sendiri yang menjanjikan kemenangan bagi manusia-manusia yang menegakkan kebenaran dan keadilan yang diridhoi-NYA.
Dan janji Tuhan tidak akan meleset, adikku..

ALLAHU AKBAR ! ALLAHU AKBAR !
ALLAHU AKBAR !

Masmu, Tomo



[Yogya] ayo gabung di Komunitas Tarbawi Yogyakarta.. kirim aja email isnya nama, alamat lengkap ma pekerjaan ke: tarbawi@yahoo.com

Thursday, March 11, 2010

kisah cinta ^_^

Bismillah

sekitar jam setengah 3 pagi, sehabis miscall miscoll temen2ku..
iseng, buka folder l'histoire d'amour di lepi terlopeh..
hmm
ada kisah ini

udah pernah baca ya??
hehe masih takjub dengan kisah mereka ini
luar biasa euy..

yang belum..
moga kita bisa memetik hikmahnya
bukankah hikmah harta mukmin yang hilang ^_^

ROKOK HARAM ??

Bismillah

Lega, itu yang aku rasakan setelah membaca fatwa ‘HARAM ROKOK’ dari PP Muhammadiyah pada 9 Maret 2010 kemarin. Dalam pikiran kecilku, semoga ada yang mau mendengar, menyepakati dan ujung ujungnya memusuhi rokok setelah mendengar fatwa ini.


Rokok, lintingan tembakau yang dihisap dan mengakibatkan candu. Sebuah benda yang sudah melekat dalam kehidupan masyarakat Indonesia dan juga dunia.

Rokok, untuk kalangan menengah ke bawah menerjemahkannya sebagai kebutuhan pokok setelah nasi, hal ini pernah dibuktikan dalam sebuah survey bahwa 60% penerima BLT membelanjakannya untuk rokok, bahkan mereka mesti menombok sebesar 17 ribu rupiah, dari jumlah BLT 100 ribu per bulannya. Hmm, dahsyat, daging, tahu, tempe bahkan pendidikan masih kalah pamor dari rokok.

Setahuku, rokok juga punya sistem kaderisasi yang sungguh ‘baik’. Bayangkan saja, usia perokok saat ini sudah dimulai sejak umur 5 tahun. Na’udzubilla mindzalik.. apa kita tega membiarkan adik adik kita mati secara pelan pelan ??.

Phillip Morris, pemilik sebagian besar kerajaan rokok di Indonesia bisa tertawa nyaman, di Amerika sana dia tinggal menghitung, menikmati jumlah uang yang dihasilkan rokok rokoknya, tapi tetap bangsa ini yang merasakan penyakit dan sampahnya. Betapa kita terus dibodohi dan sama sekali tidak merasa. Sedangkan mereka *pemilik perusahaan rokok* gag bosan bosannya terus menawarkan ‘kenikmatan’ dari rokok, anak anak muda dibujuk untuk ikut menghisap rokok, aihh miris.

Padahal, kalau saya tidak salah, peraturan tentang ROKOK diatur secara ketat di negara lan. Iklan rokok yang sangat dibatasi, usia perokok yang sudah ditentukan, atau pun visualisasi tentang penyakit yang disebabkan oleh rokok itu sendiri begitu gencar. Berbeda dengan Indonesia, tiap penghentian lampu merah atau ruas ruas jalan, baliho rokok bersaing banyak dengan operator kartu seluler. Malam, setelah jam 10, iklan rokok bersaing dengan iklan REG SPASI ….. Di beberapa kampus rokok masuk sebagai sponsorship bahkan masuk sebagai pemberi beasiswa. Indonesia memang unik Bapak… *baca dengaan logat Denias*, surga buat segala macam hal.

Lagi lagi tentang rokok. 2 minggu yang lalu kita dikejutkan dengan ditutupnya account Twitter seorang motivator, alasannya karena ada yang tersinggung dengan pernyataan beliau bahwa perempuan yang merokok dll tidak baik dijadikan istri. Aku kaget, apa yang salah dengan pernyataan beliau ?? Lebih kaget lagi karena ada yang mengkaitkan dengan kasus gender dsb. How come ??. Sudah jelas dalam dunia kedokteran dikatakan, merokok dapat menyebabkan gangguan pada kehamilan dan janin. Nah lho, mau apalagi coba. Lain lagi dengan seorang host acara remaja di televisi, dia menyebutkan pernyataan tersebut rasis. Hehehe.. hallo mbak VJ yang aku pikir pintar… ke laut aja mbak !!

Kembali lagi ke survey, hasil riset mengatakan kalau perempuan perokok di Indonesia ada 1,6 %. Belum banyak bila dibandingkan negara lain yang hampir sebanding dengan perokok pria, bukan perokok pasif. Tapi, Indonesia menjadi negara yang paling besar mengkonsumsi rokok, ada 240 milyar batang rokok per tahun.. Widiw banyak banget, semakin jadi apology buat para perokok, neh bahwa devisa kita salah satunya dihasilkan rokok.

Unik memang, rokok tetaplah rokok, benda yang berbahaya tapi di’rindu’kan.

Meski fatwa haram itu sudah keluar, tapi seberapa efektifnya dikembalikan lagi pada kita sendiri. Seperti bunga bank, meski sudah lama difatwakan haram, hingga kini jumlah nasabah bank syari’ah baru 5%, 95% masih berada di bank konvensional. *cek rekening bank kita ahh.. *

Kalau kata pak Yunahar Ilyas, ‘selama fatwa itu tidak bisa kita lemahkan dengan dalil dalil yang lebih kuat, maka kita harus mengikutinya’..

Monggo..

Maaf...









[untukmu yang istimewa] Ukhti bunga haroki, ingatkah kita tentang bunga mawarnya Iqbal ? Bunga mawar harus mendobrak memecah kelopak, jika terkena duri obati dengan nyerinya.. hingga bisa menyatu lagi dengan keindahan taman..

Wednesday, March 3, 2010

Dia yang sekarang terbaring lemah

Bismillah

Jam 8 malam, hape saia alhamdulillah hidup kembali

sms pun mulai masuk

yang cukup membuat saia kaget, ada beberapa kawan yang meng-forward sms 'butuh darah O untuk mba Harni, ka.BIDWAN NTT sekarang sedang di RS Sarjito, untuk lebih jelas bisa menghubungi nomor suaminya 085253.....'. 

mba Harni? NTT? nomor suaminya?

untuk memastikan semua itu, saia coba  menekan nomor itu dalam hape saia, dan ada, dengan nama 'le mari de mb Harni'. Ya Allah, ini benar mba Harni yang kukenal.

sesaat, saia mengontak beberapa teman, untuk cari tau kabar terbaru, dan semuanya memang masih simpang siur. akhirnya, saia kontak nomor suaminya juga, dari beliau saia dapat informasi, untuk malam ini kebutuhan darah tercukupi tapi masih dibutuhkan lagi untuk hari berikutnya.

keesokan harinya, saia sms berantai ke teman teman fakultas, untuk menjenguk beliau jam 16.30 WIB.

alhamdulillah cukup banyak juga yang datang, dan kami membawa sedikit buah.. berharap mba Harni bisa menyicipnya sambil ketawa ketiwi melepas rindu. 

sampai di sana, di sebuah ruang ICU, saia hampir tidak mengenalinya.

sosok yang begitu energik, heroik, semangat, tegas dan vokal itu, terbujur begitu kaku, dikelilingi 2 monitor, beberapa slang, dan alat medis yang tak cukup kumengerti dan sedikit mengingatkan pada Salsa beberapa bulan lalu.

kami yang membesuk pun hanya diam

hampir tak ada yang bergumam sepatah kata pun

semua tak menduga sampai sejauh itu

*spizlez*

di ruang itu kami hanya sebentar

dan ketika keluar bertemu dengan suami mba Harni

beliau bercerita sedikit tentang kenapa pendarahan besar itu sampai terjadi

*meringis*

dan meminta bantuan teman teman lagi

seandainya bergolongan darah O untuk berkenan mendonorkan buat operasi mba Harni Jum'at ini.. *insya Allah ada mba..*

mba.. 

cepat sembuh ya

kami semua berdoa untukmu

amiinnn