Bismillah ^^
beberapa minggu yang lalu, seorang adik yang juga adalah sahabatku mengirimkan sms dalam bahasa jawa, isinya dia akan menikah. aku orangnya cukup mellow untuk beberapa hal, dan ketika membaca sms ini, lagi.. aku merasa terharu. subhanalloh, dia akan menikah.
aku teringat dengan Bapak 'begitu biasa aku memanggil ayahnya, beliau telah berhasil mengantarkan ke 6 orang anaknya dalam sebuah mahligai rumah tangga, dan ini adalah yang bungsu'.
tiba pada tanggal yang dinanti, 28 November 2010, ahad pagi yang begitu indah. di halaman rumahnya di daerah Rejosari Kudus sudah ada tenda biru berbalut putih dan tampak saudara-saudaranya mengenakan kebaya merah dan jas abu persis sama dengan jas yang dikenakan Bapak.
jam 10.15 rombongan keluarga laki-laki datang dengan segenap hantarannya, yang unik ada beberapa hantaran berupa puzzle dan alat permainan edukatif lainnya, rupanya sang perempuan memimpikan ada playgroup gratis di rumahnya kelak, seperti taman baca bersama yang dia rintis sekarang. subhanalloh, dia sangat mencintai anak kecil, memiliki sebuah sekolah alternatif yang mencerdaskan, dan memerdekakan plus tidak jumawa adalah mimpi mulia yang terus berusaha disemaikannya.
alunan sholawatan mengiringi proses akad nikah berbahasa Arab itu. dan alhamdulillah, barokalloh.. akhirnya adikku CINDY RIZKA AMALIA resmi menjadi nyonya Nanang a.k.a Arif Rahman.
tanpa menunggu proses keluarnya pengantin perempuan, aku dan 2 orang kawan langsung menemuinya di dalam kamar. di sana, kami melihat dia sudah berganti dengan kebaya merah yang begitu anggun. 'Ka ade, cindy udah menikah', setengah berteriak dan menahan haru dia menunjukkan cincin di jari manisnya. 'Cindy,, barokalloh ya Cin'.. dan proses ini di-cut karena Cindy memang masih harus dirapikan riasannya.
Cindy, sebuah nama banyak cerita. Aku mengenalnya ketika OSPEK, kebetulan aku jadi pemandu gugusnya. Belum 5 jam saling mengenalkan nama, tapi kami sudah seperti kawan lama, memang cerewet juga. Aku tahu tempat mainnya semasa kecil, keluarganya, jenis buku kesukaannya, hingga mimpi-mimpi dia untuk ke depannya. Dan kemarin ketika ada di rumahnya aku kembali teringat akan kisah-kisah sebelumnya.
Saat keluarga dan undangan foto bersama, aku sempat menengok perpustakaannya. Ada banyak buku, semua koleksi pribadinya Cindy, ada juga kamus berbagai bahasa. Yang menarik, aku melihat ada celengan kecil yang bertuliskan 'UANG DENDA'. Menurut Cindy, ada nilai kejujuran di sana, karena denda itu bagi yang 'merasa' mengembalikan buku lewat dari tanggal yang ditulisnya sendiri. Taman baca ini terus berjalan dan sejujurnya saya ingin mengajak teman-teman MP-ers buat ikut berbagi buku di sini,insya Allah bisa jadi ladang amal kita di daerah Sunan Muria Kudus ini :).
Di luar rumah, tampak beberapa undangan sedang menulis kesan dan pesan di atas kain putih polos, aku juga ikut menulis.
Akhirnya, seperti sajak 'NYANYIAN KEPADA PEREMPUAN' dari seorang ayahnda 'Suminto A. Sayuti' Dekan yang selalu di hati
"... aku adalah lelaki dan engkau pun perempuan
Kita adalah sudra yang membangun kemah hunian
di tepi belantara... "
selamat menempuh hidup baru, terimakasih untuk souvenir tanaman jati ini, selamat berbagi dan dolanan dengan anak-anak Rumah Baca Bersama yang tak lagi sendiri. dan semoga suatu saat bisa kembali menengok Cindy dengan keluarganya dan juga pohon Sukun di halaman rumah Cindy