Monday, November 29, 2010

Panggil Aku Cindy Saja *

Bismillah ^^

beberapa minggu yang lalu, seorang adik yang juga adalah sahabatku mengirimkan sms dalam bahasa jawa, isinya dia akan menikah. aku orangnya cukup mellow untuk beberapa hal, dan ketika membaca sms ini, lagi.. aku merasa terharu. subhanalloh, dia akan menikah.

aku teringat dengan Bapak 'begitu biasa aku memanggil ayahnya, beliau telah berhasil mengantarkan ke 6 orang anaknya dalam sebuah mahligai rumah tangga, dan ini adalah yang bungsu'.

 

tiba pada tanggal yang dinanti, 28 November 2010, ahad pagi yang begitu indah. di halaman rumahnya di daerah Rejosari Kudus sudah ada tenda biru berbalut putih dan tampak saudara-saudaranya mengenakan kebaya merah dan jas abu persis sama dengan jas yang dikenakan Bapak.

jam 10.15 rombongan keluarga laki-laki datang dengan segenap hantarannya, yang unik ada beberapa hantaran berupa puzzle dan alat permainan edukatif lainnya, rupanya sang perempuan memimpikan ada playgroup gratis di rumahnya kelak, seperti taman baca bersama yang dia rintis sekarang. subhanalloh, dia sangat mencintai anak kecil, memiliki sebuah sekolah alternatif yang mencerdaskan, dan memerdekakan plus tidak jumawa adalah mimpi mulia yang terus berusaha disemaikannya. 

alunan sholawatan mengiringi proses akad nikah berbahasa Arab itu. dan alhamdulillah, barokalloh.. akhirnya adikku CINDY RIZKA AMALIA resmi menjadi nyonya Nanang a.k.a Arif Rahman.

tanpa menunggu proses keluarnya pengantin perempuan, aku dan 2 orang kawan langsung menemuinya di dalam kamar. di sana, kami melihat dia sudah berganti dengan kebaya merah yang begitu anggun. 'Ka ade, cindy udah menikah', setengah berteriak dan menahan haru dia menunjukkan cincin di jari manisnya. 'Cindy,, barokalloh ya Cin'.. dan proses ini di-cut karena Cindy memang masih harus dirapikan riasannya. http://images.multiply.com/common/smiles/smile.png


Cindy, sebuah nama banyak cerita. Aku mengenalnya ketika OSPEK, kebetulan aku jadi pemandu gugusnya. Belum 5 jam saling mengenalkan nama, tapi kami sudah seperti kawan lama, memang cerewet juga. Aku tahu tempat mainnya semasa kecil, keluarganya,  jenis buku kesukaannya, hingga mimpi-mimpi dia untuk ke depannya. Dan kemarin ketika ada di rumahnya aku kembali teringat akan kisah-kisah sebelumnya. 

Saat keluarga dan undangan foto bersama, aku sempat menengok perpustakaannya. Ada banyak buku, semua koleksi pribadinya Cindy, ada juga kamus berbagai bahasa. Yang menarik, aku melihat ada celengan kecil yang bertuliskan 'UANG DENDA'. Menurut Cindy, ada nilai kejujuran di sana, karena denda itu bagi yang 'merasa' mengembalikan buku lewat dari tanggal yang ditulisnya sendiri. Taman baca ini terus berjalan dan sejujurnya saya ingin mengajak teman-teman MP-ers buat ikut berbagi buku di sini,insya Allah bisa jadi ladang amal kita di daerah Sunan Muria Kudus ini :).

 

Di luar rumah, tampak beberapa undangan sedang menulis kesan dan pesan di atas kain putih polos, aku juga ikut menulis.

Akhirnya, seperti sajak 'NYANYIAN KEPADA PEREMPUAN' dari seorang ayahnda 'Suminto A. Sayuti' Dekan yang selalu di hati

"... aku adalah lelaki dan engkau pun perempuan

Kita adalah sudra yang membangun kemah hunian

di tepi belantara... "


selamat menempuh hidup baru, terimakasih untuk souvenir tanaman jati ini, selamat berbagi dan dolanan dengan anak-anak Rumah Baca Bersama yang tak lagi sendiri. dan semoga suatu saat bisa kembali menengok Cindy dengan keluarganya dan juga pohon Sukun di halaman rumah Cindy 

Tuesday, November 23, 2010

Care For Merapi [sobat PadI dalam foto]




Bismillah ^^

Sobat PadI Care For Merapi, itu tema charity PadI untuk Jogja Jateng kali ini. Mengambil lokasi di tiga titik pengungsian, Kalasan, Klaten dan Boyolali.
Aku memilih untuk ikut acara yang di Klaten dan Boyolali, karena untuk Kalasan sendiri waktunya malam hari.

Sebelum berangkat, foto bersama dulu di depan sekretariat WALHI di kotagede.
Untuk menghibur pengungsi di Klaten, diadakan lomba mewarnai, dan dapat 5 orang pemenang, tapi sebenarnya hadiahnya sama saja dengan puluhan anak yang lain :)

Perjalanan dari Klaten ke Boyolali, cukup memakan waktu lama, di depan sebuah minimarket gitu, kebetulan ada pohon Talok a.k.a Krasan a.k.a Cherry, mb Echi istri mas Fadly ternyata, so dipetiklah ini demi sang istri :)

Menuju Boyolali, kami disuguhkan dengan pemandangan yang berbeda dengan di Klaten. Di Selo Boyolali, rumah penduduk, jalan raya, dan pepohonan masih ditutupi abu yang cukup tebal, bila sebelumnya kami melihat hamparan hijau, di daerah ini pemandangannya adalah putih, kusam dan begitu memprihatinkan. Tapi luar biasa, semangat warganya demi dapur tetap hidup terus menyala, ada saja warga seorang dua orang yang sedang membawa rumput, atau hewan peliharaannya.

Jalanan menuju Selo tidak semulus jalan di daerah lain, jalan berlubang, tanjakan dan tikungan yang cukup tajam jadi ciri khas tempat ini sebagai daerah di lereng gunung, mungkin itu juga yang menghambat para warga untuk sergap lari menghindar dari abu dan awan panas gunung Merapi. Mungkin mereka berpikir dua kali untuk lari mengungsi ke tempat aman atau tetap di berkumpul di dalam rumah karena bisa saja ketika mereka berlari, terus berpencar dan tidak saling menemukan anggota keluarganya.

Sesampai di NewSelo, mas Fadly mengajak salah seorang anak disitu untuk menyanyi Kasih Ibu, terus dengan lagu Padi ‘Sahabat untuk Selamanya’ ost UPIN IPIN. Sejenak warga melupakan yang sudah terjadi.

Sambil menunggu teman teman yang sedang sholat, mas Fadly melaksanakan titah mb Echi, ngambil abu vulkanik oleh-oleh buat Bilal, Aidan, Mima dan Hasan. Terus dilanjutkan sesi foto-foto.

Dari arah Merbabu, tampak kabut mulai merapat ke arah NewSelo. Subhanalloh..
Waktunya kami pamit dengan penduduk NewSelo.

Terimakasih untuk teman-teman dari Sobat PadI, akhirnya aku bisa melihat langsung keadaan di Selo dan Klaten.. Kenangan yang begitu indah.

Kalembo ade

Monday, November 22, 2010

Merapi dan Padi

Bismillah ^^

terbangun malam-malam
daripada bengong
mending nulis
iya kan,, :D

lagi ingin berbagi
bukan tentang ungu-ungu di MMTC sabtu kemarin *apa hubungannya*
tapi tadi *minggu, 20 november 2010*
seharian bersama sobat padi *oalah*

ok
mulai bercerita

sesuai perjanjian
aku dijemput jam 8 pagi di depan kosku ^^
ada teh Julia, mba Dhedhet, mas Panji dan mas Dono
terus langsung menuju WALHI di kotagede buat briefing
di sana sudah menunggu mas Fadly *Padi*, mb Echi *istri mas Fadly*, mas Jusan, tim dari WALHI dan SAI *sekolah alam indonesia*
habis packing-packing bantuan
kita berangkat jam 9.30 WIB
mobil kami duluan coz mesti mampir buat beli sarapan *35 orang belum pada sarapan*

sampai di posko pengungsian desa Manjung kecamatan Ngawen Klaten
di sana sudah ada anak-anak pengungsi
mereka bersiap buat lomba mewarnai dan dapat hadiah souvenir Upin Ipin dan perfomance dari Pakdhe Fadly *sebutan baru...
*OST Upin dan Ipin 'Sahabat Selamanya' dari Padi*

oya, di Klaten sempat ketemu teman-temanku yang berdresscode ungu *SALIMAH KLATEN*
mereka juga ada baksos di posko yang sama
*sepi ing pamrih, rame ing gawe.. amiin*

dari Klaten kami melanjutkan perjalanan ke Selo Boyolali
berangkat jam 13...
sempat mampir di minimarket gitu
mencari es mag*um
toko kesekian yang sudah habis hari itu ^^

ke Selo rupanya jadi perjalanan yang 'begitu indah'
kami sampai di NewSelo-Cepogo-Boyolali 3 km dari Merapi dan 4 km dari Merbabu
rumah penduduk masih beratap putih
tapi subhanalloh, mereka begitu survive
di sini ada selipan cerita uniknya
memang perjalanan itu ga asyik kalau ga nyasar
nah karena 'takjub' dan 'terlalu mengamati' spanduk - spanduk peringatan bahaya
kami ga sadar ternyata sudah pisah dari rombongan
kami malah jalan terus hingga desa Krajah 
akhirnya telpon mb Echi buat cari tahu posisi mereka
dari mba Echi kami dapat info, 'dari posko P2B PKS belok kiri, cari desa Cangkol'
heh, ternyata kami sudah kejauhan 8 km
kalau kata mas Fadly, rombongan dia ikut tawaf merapi aja.. rombongan kami tawaf + sya'i *merapi sudah diputarin noh*
jadilah kami balik lagi
patokannya posko PKS dan kantor kecamatan

sesampai di NewSelo
seperti tadi, anak-anak sudah banyak yang menunggu
mereka lebih memilih 'mengungsi' di dalam rumahnya masing-masing
setelah acaranya selesai
lagi, mb Echi ngingetin yang belum sholat 
sambil nunggu teman-teman yang sholat
ada kesempatan buat melihat merapi dan ngobrol dengan penduduk lagi dari dekat
plus pemandangan yang lain *proses berkabutnya Selo*
subhanalloh, perjalanan pulang dengan jarak pandang  ga lebih dari 50m
kabutnya luar biasa tebal

menerobos hujan coz mengejar kereta yang jam 18.30 buat 2 orang SP jakarta
sampai Tugu tepat jam 18.29 WIB, alhamdulillah masih dapat kereta
sms dari mbak Jul 'sudah duduk, tengkiu'
sebelumnya dapat kabar dari mba Echi, mereka baru lewat jl Magelang km 18 ??
what..?? 

perjalanan yang luar biasa buatku..
akhirnya sesuatu yang tertunda itu terwujud,, bisa ke Cepogo ^^
thanks all ^^

kalembo ade

*terimakasih untuk Sobat PadI care for merapi, WALHI, Sekolah Alam Indonesia, DNA Produuction dan yang terutama kawan2 yang jadi korban Merapi... 




Thursday, November 18, 2010

SOBAT PADI; D9-D8

Bismillah ^^

ceritanya begini :D
terhitung sejak tahun 1999 aku mulai senang dengan PADI 
hingga beberapa tahun kemudian aku juga gabung dengan komunitas sobat padi yang di dunia maya
jadilah kami bermilis-milisan
hingga sekarang pindah di FS, FB dan twitter
hanya kenal di dunia maya saja
pun aku cuma kontakan dengan 2 orang saja hingga sekarang

nah tadi sore, sekitar jam 5an
manajemen Padi ngontak aku dan 4 orang sobat padi yang di jogja
kalo minggu ini Padi ada acara sosial buat korban merapi di Jogja dan minta kita buat bantu2 ngurusin
aku sama sekali belum kenal 4 orang ini
kita balas-balasan di inbox hingga 4 x
balasan keduaku
-tambahan info buat SP JOGJA, saya tinggal di ring road utara belakang hep-pup-

eh si koordinator SP Jogja balas *aku baru tau saat itu soalnya* :
loh sama dung.. saya juga di belakang happy puppy.. 
blok nomer berapa mba ade?
saya nomer D9

aku balas sambil ketawa dalam hati :
heh??
saya D8
jangan bilang berhadapan ya ^^

oalah,, ternyata benar
kami tetanggaan,, 
tempat tinggal kami berhadapan
malah waktu erupsi merapi yang pertama sabtu subuh dulu
aku sempat moto jeep putih depan kosku dan ternyata itu kosnya dia ^^
kebetulan banget kan.. ^^

ya gitu deh
sekilas info unik hari ini
ukhuwah itu bisa dimana saja
alhamdulillah, dapat sodara baru lagi 
^^

kalembo ade


anak punk itu

Bismillah ^^

tadi siang, tepatnya jelang dzuhur ba'da idul adha versi pemerintah, aku janjian dengan fitri amanthothe, mau ke malioboro demi sebuah es krim yang iklannya selalu menggoda, es krim magnum dengan rasa coklat belgia yang klasik. ke malioboro hanya buat nyicip itu ? lebih kurang YA, malioboro telah jadi spot favorit kami, disana berbagai wajah kehidupan ada.. dan itu bisa jadi bahan obrolan kami yang tak berujung.. 

sesampai di malioboro, langsung ke tujuan pertama dulu.. perburuan es magnum
alhamdulillah dapat,, dan kami pun ke masjid DPRD DIY, mpit belum sholat dzuhur
di masjid malah kami berlanjut dengan cerita,, memang sudah pewe di gazebo situ
dan tak terasa hingga adzan ashar terdengar kami masih saja ngobrol

Allah memang masih menyayangi kami, sedang 'asyik' bercerita
tiba-tiba seorang laki-laki, sekilas berbaju koko putih *karena ia muncul dari arah belakangku*
menghampiri kami berdua
'mbak sudah adzan, ayo sholat sekarang',, 
aku langsung terdiam 'deg..', mpit yang memang sudah posisi siap mau sholat langsung bergegas untuk wudhu.
kami malu...............

setelah selesai sholat, aku dan mpit masih ingin mencari sosok mas tadi
pengen mengucap terimakasih karena telah diingatkan
jujur,, kami sangat malu
ternyata gayung bersambut
orangnya yang malah ke tempat kami berdua *hufft

dan sharing itu pun terjadi
teman-teman punknya biasa memanggil dia jRock
karena dia memang suka dengan jRock
terbukti dengan gayanya yang harajuku
rambut dicat merah,, kacamata rock n roll a la ivan jRock
dan gaya yang hampir sepenuhnya menyontek band itu

bajunya sudah berganti, 
sekilas waktu pertama melihatnya dia masih dengan baju koko putih
tapi sekarang berganti t-shirt putih polos nan bersih
'bajunya sudah diganti ya mas?', tanyaku
'iya, menghadap Allah saya selalu berusaha pakai baju koko dan dalam keadaan bersih', jawabnya.
weh, aku teringat dengan diriku sendiri yang jarang sekali membawa mukenah, hanya kaoskaki dan deker cadangan saja.
terus obrolan kami mengarah ke tattonya yang cukup penuh di pergelangan tangan kanan dan lengan kirinya
'itu tatto sejak kapan mas, ga sakit ta?,
'udah lama mba, sebelum saya taubat, niatnya mau hapus, tapi masih mengumpulkan uang dulu, doakan saya dapat rejeki ya mbak'.
'amiiinnn,, ujar kami berdua.

di tasnya, terlihat ada Al Qur'an
'mas selalu bawa Al Qur'an itu?, tanya kami lagi
'iya mbak, kalau lagi selo habis ngamen saya bisa sambil buka Al Qur'an'
subhanalloh, aku malu,, malu dan sungguh malu
di waktu waktu padatnya dia masih berusaha untuk membaca Al Qur'an

sebelum berpisah, dia sempat mengingatkan kami untuk tidak melalaikan sholat, dan bersedekah.
'mbak, jangan lupa sholat ya, jangan bolong sholatnya, jangan lupa sedekah'

ces,, kami berdua berasa disiram dengan air yang begitu dingin..
benar kata simbah,, don't judge a book by it's cover
kita tidak pernah tahu dari arah mana kebaikan itu datang, tapi ketika dia menghampirimu jemputlah dia, resapi dia..

terimakasih kawan,,
dirimu telah memberiku pelajaran berharga hari ini
semoga Allah melindungimu.

-kalembo ade-

*buat Mpit,, kapan2 moga kita bisa ketemu mas jRock lagi ya...

Wednesday, November 17, 2010

Ayah; aku mencintaimu

Bismillah ^^

 Aku si anak Ayah. Ketiga adikku mahfum dengan hal ini. Meski kami tahu Ayah seringkali bilang; Papa sayang kalian semua

 Tapi aku terlalu percaya diri, kasih Ayah terhadapku lebih indah, manis dan selalu mudah dimengerti. Ada tahapan-tahapan usiaku ketika dia ingin mengatakan sesuatu. Ketika 20-02 ku yang ke 20 kali, Ayahku bilang ‘mulailah berdoa minta jodoh yang seiman, baik, dan bisa mengerti keadaan kita’. Aih,, dia lelaki terbaikku.

 Dia mencintai saya, mencintai cara saya mencintai hidup, memaafkan kesalahan-kesalahan saya dengan lebih mudah. Ayahku, dia mencintai dunia mengajar, ingin selalu memberi pada orang lain dan satu lagi dia tidak merawat dendam. Aku anak ayah, aku ingin belajar itu darinya.

 Ayahku, dia adalah yang terbaik, yang menyapaku dengan sapaan cintanya, yang menasihatiku dengan kalimat ikhlasnya.

 Aku mencintai ayahku, sebagaimana dia mencintai caraku menghargai apa yang aku punya. Suatu siang, ‘apanya yang kurang Pah?’,, ‘enak,, kilahnya sambil terus ‘menikmati’ masakanku hari itu. Tapi, pada minggu pagi yang lain, ayahku tiba-tiba melempar canda ‘ade nikah minta maharnya pembantu kalau ga bisa biar papa ngikut ya jadi tukang masak’.. Ayahku, aku akan berusaha yang terbaik untukmu.

 Ayahku, dia baik dengan segala kemampuannya, dengan segala pemahamannya.

 Aku si anak ayah, ‘ka ade 11 12 sama papa’, begitu pengakuan adikku ketika mereka panik ingin mengungsi. Aku bahagia mendengarnya, untuk kali kesekian adikku telah mengatakan hal yang sama.

 Ah ayahku, aku sungguh mencintaimu............. Selamat idul adha cinta,, maafkan anakda.

Tuesday, November 2, 2010

[Bima-Dompu] Letusan Gunung Tambora NTB dan Kekalahan Napoleon Bonaparte

Letusan Gunung Tambora (NTB) dan Kekalahan Napoleon Bonaparte

Letusan Gunung tambora ternyata memiliki relasi yang menarik: kekalahan Napoleon Bonaparte. Bagaimana semua itu bisa terjadi.

18 Juni 1815. Hari itu mungkin menjadi saat yang paling disesali Napoleon Bonaparte sepanjang hidupnya. Menjelang matahari tenggelam pada hari itu, Napoleon dan bala tentaranya terjepit pasukan Inggris dan Prussia di Waterloo, sebuah dataran rendah di kawasan Belgia. Pagi hari sebelumnya, Napoleon memutuskan mengundurkan serangan yang telah ia persiapkan karena cuaca yang memburuk. Kala itu, ia berharap cuaca buruk akan lewat pada tengah hari dan pertempuran bisa dimulai. Namun, penguasa Prancis itu salah.

Cuaca tetap buruk dan napoleon gagal menghimpun pasukannya tepat waktu. Konsolidasi pasukan musush lebih cepat. Kereta-kereta penghela meriam Napoleon terjebak lumpur karena tanah masih diliputi salju. Secara ironis, “Perang 100 Hari” yang telah disiapkan Napoleon itu justru gagal karena satu hal yang tak pernah diduganya: cuaca buruk.

-Memang sebelumnya Napoleon juga pernah kalah perang sebenarnya, tatkala menyerang Rusia. Mereka terjebak di Moskow. Austria dan Prusia melihat peluang itu untuk mengalahkan Perancis. Lalu pertempuran hebat berkobar. Di kota Leipzig pada oktober 1813, Napolon menderita kekalahan telak yang membuatnya dibuang ke pulau Elba. Tapi riwayat Napoleon belum tamat. Ia berhasil lolos dari Elba dan kemudian kembali ke Perancis. Inilah saat dimulainya “Perang 100 Hari”, pasca ia berkuasa kembali. Kekuatan-kekuatan utama Eropa yang dikomandani Inggris dan Austria segera menyatakan perang terhadap perancis. Perang berkecamuk, dan akhirnya berakhir di Waterloo.-

Sejak awal Juni 1815 di Eropa memang terjadi “hujan salah musim”. Selama beberapa mingu, kota-kota di Eropa dirundung hujan amat deras. Jalan-jalan kota di Eropa terendam, transportasi jadi lambat. Itu juga yang membuat Napoleon menyerah . perang di Waterloo adalah akhir dari sebuah kisah tragis Napoleon Bonaparte.

Akibat Sebuah Letusan

Kekalahan Napoleon di Waterloo membuat peta politik dunia berubah. Perancis yang sebelumnya menjai salah satu negara dengan kekuatan yang luas, berubah menjadi negara dengan wilayah kekuasaan yang lebih sempit, lebih kecil jika dibandingkan wilayah Perancis saat meletusnya Revolusi Perancis.
Yang tak banayk diketahui adalah adanya kaitan antara cuaca buruk di waterloo dengan sebuah fenomena alam yang terjadi jauh dari Eropa. Kenneth Spink, seorang pakar geologi, membuat sebuah “teori”-yang tentu harus masih harus diuji-yang menyebut kekalahan Napoleon merupakan akibat letusan sebuah gunung bernama Tambora. Dalam sebuah pertemuan ilmiah tentang Applied Geosciences di Warwick, Inggris, pada 1996, Spink mengatakan letusan Gunung Tambora telah berdampak besar terhadap tatanan iklim dunia kala itu, termasuk waterloo pada tahun 1815.

Gunung Tambora secara administratif masuk wilayah Propinsi Nusa Tenggara barat. Gunung itu meliputi dua kabupaten, yaitu Dompu dan Bima. Nama Tambora sebenarnya berasal dari dua kata yakni “ta” dan “mbora” yang secara keseluruhan bermakna “ajakan menghilang”.

Sebelum meletus, gunung Tambora merupakan salah satu puncak tertinggi di Indonesia, yakni sekitar 4.300 meter. Setelah meletus, ketinggian gunung turun drastis, menjadi 3000 meter. Sisa letusan kini menjadi sebuah kaldera, kaldera terbesar Indonesia sekarang.

Letusan gunung Tambora yang amat dahsyat terjadi pada hari-hari di bulan April 1815 dengan skala letusan tujuh Volcanic Explosivity Index. Puncak letusan terjadi mulai tanggal 10-15 April. Para ahli menyebut letusan itu merupakan terbesar sepanjang 10.000 tahun. Meledak dengan kekuatan sekitar 1.000 megaton TNT. Letusan Tambora diperkirakan empat kali lipat lebih dahsyat dari letusan Gunung Krakatau dan enam juta kali letusan bom atom di Hiroshima. Letusan terdengar sejauh 2500 kilometer, dan abu jatuh setidaknya sejauh 1300 kilometer. Ada dokumen yang menyebutkan penemuan seonggok mayat di ” rakit” batu apung yang terdampar ke pantai Afrika setahun kemudian. Kegelapan terlihar sejauh 600 kilometer dari puncak. Dengan kekuatan sebesar itu, tentu wajar jika dua bulan kemudian setelahnya cucaca buruk akibat letusan Tambora masih terasa di eropa dan bahkan mengakibatkan kekalahan Napoleon. Tapi, Tambora bukan hanya membuat Napoleon kalah.Korban langusung yang berjatuhan diperkirakan 30.000. korban juga terdapat di Bali dan Jawa Timur karena penyakit dan kelaparan.

 

Akibat letusan itu pula dunia mengenag tahun 1816 sebagai “tahun tanpa musim panas”. Di Eropa barat, Amerika dan Kanada berhembus udara beku yang mematikan. Debu vulkanis yang disemburkan tambora menyelimuti permukaan laut, dan abu pekat tersebut “berkeliling dunia” sepanjang tahun membuat sinar matahari tertutup. Paola cuaca di dunia menjadi jungkir balik. Di New England, AS, salju turun pada bulan Juli dan udara beku pada Juli-Agustus membuat paceklik. Sungai es terlihat pada bulan Juli di Pennsylvania, dan ratusan ribu orang meninggal karena kelaparan di seluruh dunia. Letusan Tambora juga menyebarkan penyakit kolera ke seluruh dunia. Dalam artikel Mount Tambora in 1815: A Colcanic Eruption in Indonesia and Its Aftermaths, Bernice de Jong Boers menyebut letusan Tambora pemicu pecahnya epidemik kolera pertama ke dunia.

artikel asli dari sini