Thursday, December 23, 2010
Didik Gunawan
baru saja buka FB seorang Bapak, yang juga menjadi dosen Farmasi UGM
lebih kurang aku ingin nulis di wall-nya begini
'Pak, maturnuwun untuk wortel dan tomatnya.. saya mulai rutin konsumsi itu sekarang'
dan saya cukup terkejut
ketika setelah nama beliau di profil FB-nya ada tulisan (almarhum)
Innalillahi wa inna ilaihi roji'un
ada apa ini..
aku coba mencari tahu, menelusuri wall demi wall yang ditulis di FB-nya
umumnya berisi ungkapan duka cita
dan ada wall yang ditulis oleh anaknya
'Bismillahirrohmanirrohiim...
For all, kami pihak keluarga tetap akan membuka account ini, untuk mengenang dan mengambil hikmah positif dari adanya account ini...
Semoga bisa menjadi amal jariyah bagi ayah tercinta...our beloved father...Insya Alloh...amiiin...
We love u so much pap..'
Allah SWT telah memanggil beliau, tepatnya pada tanggal 20 Desember 2010
selamat jalan Bapak yang penuh perhatian,
saya memang tidak mengenal Bapak secara langsung
tapi cerita cerita tentang Bapak
adalah kisah kisah positif yang sungguh bermanfaat buat setiap yang mendengarnya..
terima kasih Pak, telah men-share-kan tulisan tulisan Bapak ke kami semua.
*tulisan ini untuk seorang Bapak, alm. Didik Gunawan
http://www.facebook.com/digunawan
http://obtrando.wordpress.com/
kalembo ade
Sunday, December 19, 2010
Wednesday, December 15, 2010
Saturday, December 11, 2010
Volcano Handycraft
Thursday, December 9, 2010
Wednesday, December 8, 2010
Ketika seorang perempuan keluar dengan memakai jilbabnya.. MAKA...
Yvonne Ridley, penulis dan komentator Inggris terkenal, sudah cukup lama memeluk Islam. Banyak hal yang sering ditanyakan kepadanya terkait perpindahan agamanya itu terutama karena ia memeluk Islam setelah berinteraksi dengan para pejuang Taliban. Berikut ini adalah berbagai hal yang sering ditanyakan kepadanya.
Berapa banyak yang Anda tahu tentang Islam sebelum menjadi seorang Muslimah?
Saya hanya tahu sedikit tentang Islam sebelum menjadi Muslimah. Saya hanya tahu apa yang dikatakan oleh media belaka.
Bagaimana Anda memeluk Islam?
Ketika saya ditangkap oleh Taliban, seorang ulama agama mendatangi saya. Dia bertanya pada saya beberapa pertanyaan tentang agama, dan ia juga bertanya apakah saya ingin masuk Islam. Saya ketika itu sangat takut bahwa saya jika memberikan jawaban yang salah, saya akan dibunuh. Setelah berpikir hati-hati, saya berterima kasih kepada ulama tersebut, dan mengatakan bahwa akan sulit bagi saya untuk membuat keputusan yang mengubah hidup sementara saya ditawan. Tap, saya berjanji, jika saya dibebaskan dan kembali ke London, saya mempelajari Islam.
Jadi setelah dibebaskan, saya membaca sebuah terjemahan bahasa Inggris dari Al Qur'an. Ketika saya pulang ke Inggris, saya mencari-cari dalam indeks Al Qur'an, dan membaca bab yang berbeda. Saya kagum dengan hak-hak dalam Islam yang diberikan kepada perempuan, dan itulah yang benar-benar membuat saya tertarik dengan Islam.
Setelah memeluk Islam, bagaimana dukungan terhadap Anda? Bagaimana mungkin seorang gadis pesta dan bergaya hidup Barat, tiba-tiba memeluk Islam?
Ya dan tidak. Saya mendapat banyak dukungan dari saudara saya, saya pikir saya lebih beruntung daripada banyak mualaf yang lainnya. Beberapa mualaf benar-benar membutuhkan dukungan sangat dekat dan pengawasan hampir setiap hari. Sayangnya, banyak dari kami (para mualaf) yang ditinggalkan begitu kami mengatakan kita telah ber-syahadat. Bahkan, saya ingin mengatakan kepada saudara-saudara di luar sana, tahun pertama bagi mualaf merupakan tahun sangat penting. Harap jangan meninggalkan kami setelah kami mengikrarkan Syahadah.
Apa yang menjadi tantangan terbesar Anda setelah memeluk Islam?
Belajar menjadi orang yang lebih baik. Hal ini mungkin terdengar aneh karena saya pikir saya bukanlah orang yang buruk sebelum memeluk Islam, tapi saya perlu belajar etiket Islam, seperti menjadi sabar dan toleran. Bagi mereka yang mengenal saya cukup baik tahu bahwa itulah saat yang berat buat saya.
Bagaimana keluarga dan teman-teman menerima Anda? Apa reaksi mereka?
Semua orang terkejut. Tetapi setelah beberapa saat, mereka tahu bahwa saya bahagia dan sehat. Mereka melihat bahwa apapun itu dalam hidup saya, saya melakukannya dengan sangat baik dengan itu. Teman perempuan saya bertanya, "Apakah kamu masih berpacaran?" saya jawab, "Mengapa kamu masih berpikir bahwa dengan semua hal ini hanya karena harus seorang lelaki?" Maksud saya, Anda harus menerima bahwa saya telah menemukan sesuatu yang memberi saya banyak kebahagiaan, kekuatan batin, dan spiritualitas.
Dengan semua riuh-rendah tentang jilbab, bagaimana Anda mengatasinya ketika Anda memakai jilbab di Inggris?
Saran saya untuk para politisi adalah jauhilah lemari pakaian kami. Saya tidak langsung mengenakan jilbab, dan saya sangat senang Anda bertanya tentang ini. Ketika seorang perempuan memakai jilbab keluar rumahnya, ketika itu ia sedang berjuang untuk Islam, dia ada di garis depan. Ketika berada di luar rumah, semua pelecehan akan dialamatkan kepadanya. Sayangnya, beberapa Muslimah diserang secara fisik karena perdebatan tentang jilbab yang dimulai oleh politisi yang keliru.
Saya salut kepada Muslimah yang memakainya, saya salut akan kekuatan, keberanian dan keyakinan iman mereka.
Untuk mereka yang tidak memakainya, saya akan memberitahu orang-orang di sekitar mereka untuk bersabar dan memberi mereka waktu. Kita semua dalam perjalanan spiritual, beberapa dari kami mencapai tingkat yang jauh lebih cepat daripada yang lain. Ini perlu waktu. Kita tidak harus kritis kepada saudara kita yang tidak mengenakan jilbab, karena ada banyak tekanan dan tegangan. Alih-alih bersikap kritis, kita harus mendukung dan membantu mereka.
Saya pribadi, memakai jilbab butuh waktu bagi saya, dan merupakan bagian dari pertumbuhan dan perkembangan saya sebagai seorang Muslimah. Setiap hari saya berkembang, dan jika kita berbincang dua puluh tahun kemudian, saya masih akan tetap belajar tentang Islam, insyaAllah.
Menurut Anda apa yang diketahui oleh orang-orang non-Muslim tentang Islam?
Kita harus menympaikan kepada Barat bahwa perempuan Muslimah tidak tertindas. Ada banyak isu yang memengaruhi perempuan Barat dan wanita Muslim. Dan apa yang akan saya katakan kepada wanita non-Muslim adalah bahwa ada cukup banyak substansi dan karakter di bawah kerudung itu. Jika anda melihat, Anda akan menyadari bahwa ada beberapa hal yang luar biasa; ada banyak perempuan Muslimah yang berkecimpung di dunia politik, kesadaran internasional, terampil, multi-berbakat di bawah kerudung itu. Jadi, bukannya menghabiskan begitu banyak waktu untuk bertanya-tanya ada apa di balik jilbab itu. Ada banyak feminis Islam. Dan mereka jauh lebih radikal daripada rekan-rekan sekuler mereka. (sa/iol)
SUMBER : ERAMUSLIM
Sunday, December 5, 2010
Jingle iklan di Indonesia yang nyanyi ibu negara Perancis [...]
Regardez-moi
Je suis le plus beau du quartier
J’suis l’bien aimé
Dès qu’on me voit
On se sent tout comme envouté
Comme charmé
Lorsque j’arrive
Les femmes elles me frôlent de leurs
Regards penchés
Bien malgré moi (hé)
Je suis le plus beau du quartier
Est-ce mon visage
Ma peau si finement grainée
Mon air suave
Est-ce mon allure
Est-ce la grâce anglo-saxonne
De ma cambrure
Est-ce mon sourire
Ou bien l’élégance distinguée
De mes cachemires
Quoi qu’il en soit
C’est moi le plus beau du quartier
Mais prenez garde à ma beauté
A mon exquise amabilité
Je suis le roi
Du désirable
Et je suis là indéshabillable
Observez-moi
Observez-moi de haut en bas
Vous n’en verrez pas deux comme ça
J’suis l’favori
Le bel ami
De toutes ces dames
Et d’leurs maris
Regardez-moi
Regardez-moi
Je suis le plus beau du quartier
J’suis l’préféré
Mes belles victimes
Voudraient se pendre à mes lacets
Ca les abîme
Les bons messieurs, eux
Voudraient tellement m’déshabiller
Mais prenez garde à ma beauté
A mon exquise amabilité
Je suis le roi
Du désirable
Et je suis là indéshabillable
Observez-moi
Observez-moi de haut en bas
Vous n’en verrez pas deux comme ça
J’suis l’favori
Le p’tit chéri
De toutes ces dames
Et d’leurs maris
Aussi
video klik di sini
hmm kalo benar yang nyanyiin jingle di iklan Soffel itu madame Carla Bruni,, kira2 royaltinya berapa ya... *iseng ae.. ;D
kalembo ade
Saturday, December 4, 2010
Uang beli rokok 10 tahun = NAIK HAJI
RANJANG, saya terbaring di atasnya dengan lemah tanpa daya. Istri saya selalu rajin membersihkannya, memang..., tapi entahlah, saya seperti sedang terbujur di keranda mayat. Dan tak lama lagi, tubuh yang dulu selalu saya banggakan ini akan segera dimakamkan dan dimakan cacing-cacing tanah.
Di ranjang, pekerjaan saya sekarang hanya mengenang ketololan saya di masa lalu. Dengan suara batuk yang membuat dada saya sesak, saya mengenang betapa bangganya saya dulu saat menjejalkan sebatang demi sebatang rokok ke dalam tubuh saya. Walau kini, saya sadar, bahwa setiap gumpalan asap yang saya hembuskan ke udara, adalah nyawa saya yang sengaja saya bakar. Saya, ternyata..., pelan-pelan telah mempersiapkan kematian saya dengan sangat teratur dan disiplin.
Saya juga ingat, betapa egoisnya saya di masa lalu. Barangkali sejak dulu hati saya juga telah terbakar, sehingga rasa peduli dan welas asih kepada orang lain telah menjadi abu. Saya tak pernah peduli pada siapapun di sekitar saya. Yang saya pikirkan, saat mulut saya terasa kecut, maka saya akan menyulut sebatang rokok. Menghisapnya dalam-dalam, lalu menghembuskan asapnya ke udara. Dan jika ada orang di dekat saya yang merasa terganggu, lalu menebah-nebahkan asap rokok saya dengan tangannya, saya malah bangga. Senang, seperti seorang polisi yang baru saja mendapat bagian uang jatah lelah setelah operasi pemeriksaan SIM dan STNK di jalan raya.
Padahal jujur, saya tahu bahwa asap rokok yang mereka hirup tiga kali lebih bahaya dari asap yang saya hisap. Itu artinya, selain membakar nyawa saya sendiri, saya juga dengan sadis telah membakar nyawa orang lain yang tidak bersalah.
Dulu rasanya bangga banget, begitu. Tapi sekarang, saya..., tua bangka yang bodoh ini, mulai tahu bahwa saya sangat bodoh sejak di masa lalu. Harusnya saya sadar sejak muda usia, bahwa sebaik-baiknya seorang muslim adalah yang membawa manfaat terbaik bagi orang lain, dan bukannya melakukan pembunuhan masal. Duh, ternyata, saya lebih bengis dan keji ketimbang Musolini, Hitler, dan PKI. Sebab mereka hanya membunuh musuh dan orang-orang yang mereka benci. Sementara saya juga membunuh orang yang saya cintai.
Di ranjang, saya merasa sudah sangat lapuk. Sebentar-sebentar batuk-batuk, dada sesak, dan membuang darah di ember kecil di samping ranjang. Tapi itu tak menyiksa saya. Karena rasa tersiksa dan nelangsa itu malah muncul saat istri saya dengan sangat sabar memandikan saya dengan lap yang dicelup ke dalam air hangat.
Kadang saya berpikir, bagaimana mungkin istri saya mau melakukan semua ini. Padahal di masa lalu, dia orang yang paling saya dzalimi. Dia adalah orang tak bersalah yang ikut menghisap asap rokok yang saya hembuskan setiap hari. Padahal, di masa lalu, wanita yang saya cintai dalam batin, tapi saya siksa dengan asap rokok saban hari itu selalu mengomel saat saya membeli rokok.
"Mas, Mas, 10 tahun uang yang Sampeyan belikan rokok itu sudah cukup untuk naik haji...," katanya, dan mendengar hal itu saya merasa sangat lucu. Aneh, ngerokok ya ngerokok, enggak usah bawa haji-haji segala. Ntar kalau menang lotre baru naik haji. Lalu tobat setobat-tobatnya di tanah suci. :)
Tapi anak saya yang hampir saban hari mendengar komentar ibunya, lebih pintar dari saya. Dia yang kini telah menjadi seorang bisnisman sukses, suatu hari membuat hati saya lintuh dan mata saya basah. Dengan lembut dia menyapa saya, menggenggam erat tangan saya, tanpa merasa dendam karena sejak dalam gendongan, saya telah membungkus wajahnya dengan asap rokok.
"Ayah, ini ada uang yang saya tabung...," serunya dengan suara lembut. Ia segera membuka sebuah koper berisi banyak sekali uang. Mimpi rasanya melihat uang sebanyak itu.
"Yang ini uang untuk Ibu, kata Ibu akan digunakan untuk naik haji. Yang ini untuk saya. Saya ingin menemani ibu naik haji...," dua koper telah dibuka di depan mata saya. Padahal sekarang bukan jamannya uang tunai. Tapi saya yakin, anak saya punya maksud tertentu.
"Nah, kalau uang dalam koper ini untuk Ayah. Terserah mau Ayah gunakan untuk apa. Kalau Ayah mau kita bertiga bisa naik haji bersama. Tapi kalau Ayah mau menggunakannya untuk membeli rokok, uang ini cukup untuk membeli rokok selama sepuluh tahun!" mantab sekali suaranya saat menyebut kata sepuluh tahun.
Saya malu mendengar hal itu. Saya teringat omelan istri saya di masa lalu; uang jajan rokok saya selama sepuluh tahun sudah cukup untuk naik haji. Dan sekarang anak saya membuktikannya.
"Bapak naik haji, Nak. Naik haji!" Saya hanya berkaca-kaca memandang uang sekoper di depan saya.
Saya menjawabnya mantab, tak peduli apakah tubuh saya kuat dibawa ke tanah suci. Kalau toh saya harus mati, pikir saya, lebih baik mati terbakar di hadapan Tuhan, di tanah suci.
Dengan begitu, setidaknya saya sedikit tak takut akan bayangan saya selama ini. Bayangan saat saya mati, malaikat di kuburan membangunkan saya dengan menghembuskan asap rokok ke wajah saya. Dan saya tergeragap sebagai seorang muslim yang sangat bodoh. Dan saat malaikat bertanya siapa Tuhanku, Nabiku, Kitab Suciku, bibir tolol ini akan menjawab; Gudang Garam, Jarum, dan Dji Sam Soe.... ][
Termuat di rubrik 'SENANDIKA' Buletin TEMPIAS 3 Desember 2010
sumber: ndika mahrendra, rokok
Monday, November 29, 2010
Panggil Aku Cindy Saja *
Bismillah ^^
beberapa minggu yang lalu, seorang adik yang juga adalah sahabatku mengirimkan sms dalam bahasa jawa, isinya dia akan menikah. aku orangnya cukup mellow untuk beberapa hal, dan ketika membaca sms ini, lagi.. aku merasa terharu. subhanalloh, dia akan menikah.
aku teringat dengan Bapak 'begitu biasa aku memanggil ayahnya, beliau telah berhasil mengantarkan ke 6 orang anaknya dalam sebuah mahligai rumah tangga, dan ini adalah yang bungsu'.
tiba pada tanggal yang dinanti, 28 November 2010, ahad pagi yang begitu indah. di halaman rumahnya di daerah Rejosari Kudus sudah ada tenda biru berbalut putih dan tampak saudara-saudaranya mengenakan kebaya merah dan jas abu persis sama dengan jas yang dikenakan Bapak.
jam 10.15 rombongan keluarga laki-laki datang dengan segenap hantarannya, yang unik ada beberapa hantaran berupa puzzle dan alat permainan edukatif lainnya, rupanya sang perempuan memimpikan ada playgroup gratis di rumahnya kelak, seperti taman baca bersama yang dia rintis sekarang. subhanalloh, dia sangat mencintai anak kecil, memiliki sebuah sekolah alternatif yang mencerdaskan, dan memerdekakan plus tidak jumawa adalah mimpi mulia yang terus berusaha disemaikannya.
alunan sholawatan mengiringi proses akad nikah berbahasa Arab itu. dan alhamdulillah, barokalloh.. akhirnya adikku CINDY RIZKA AMALIA resmi menjadi nyonya Nanang a.k.a Arif Rahman.
tanpa menunggu proses keluarnya pengantin perempuan, aku dan 2 orang kawan langsung menemuinya di dalam kamar. di sana, kami melihat dia sudah berganti dengan kebaya merah yang begitu anggun. 'Ka ade, cindy udah menikah', setengah berteriak dan menahan haru dia menunjukkan cincin di jari manisnya. 'Cindy,, barokalloh ya Cin'.. dan proses ini di-cut karena Cindy memang masih harus dirapikan riasannya.
Cindy, sebuah nama banyak cerita. Aku mengenalnya ketika OSPEK, kebetulan aku jadi pemandu gugusnya. Belum 5 jam saling mengenalkan nama, tapi kami sudah seperti kawan lama, memang cerewet juga. Aku tahu tempat mainnya semasa kecil, keluarganya, jenis buku kesukaannya, hingga mimpi-mimpi dia untuk ke depannya. Dan kemarin ketika ada di rumahnya aku kembali teringat akan kisah-kisah sebelumnya.
Saat keluarga dan undangan foto bersama, aku sempat menengok perpustakaannya. Ada banyak buku, semua koleksi pribadinya Cindy, ada juga kamus berbagai bahasa. Yang menarik, aku melihat ada celengan kecil yang bertuliskan 'UANG DENDA'. Menurut Cindy, ada nilai kejujuran di sana, karena denda itu bagi yang 'merasa' mengembalikan buku lewat dari tanggal yang ditulisnya sendiri. Taman baca ini terus berjalan dan sejujurnya saya ingin mengajak teman-teman MP-ers buat ikut berbagi buku di sini,insya Allah bisa jadi ladang amal kita di daerah Sunan Muria Kudus ini :).
Di luar rumah, tampak beberapa undangan sedang menulis kesan dan pesan di atas kain putih polos, aku juga ikut menulis.
Akhirnya, seperti sajak 'NYANYIAN KEPADA PEREMPUAN' dari seorang ayahnda 'Suminto A. Sayuti' Dekan yang selalu di hati
"... aku adalah lelaki dan engkau pun perempuan
Kita adalah sudra yang membangun kemah hunian
di tepi belantara... "
selamat menempuh hidup baru, terimakasih untuk souvenir tanaman jati ini, selamat berbagi dan dolanan dengan anak-anak Rumah Baca Bersama yang tak lagi sendiri. dan semoga suatu saat bisa kembali menengok Cindy dengan keluarganya dan juga pohon Sukun di halaman rumah Cindy
Saturday, November 27, 2010
Tuesday, November 23, 2010
Care For Merapi [sobat PadI dalam foto]
Bismillah ^^
Sobat PadI Care For Merapi, itu tema charity PadI untuk Jogja Jateng kali ini. Mengambil lokasi di tiga titik pengungsian, Kalasan, Klaten dan Boyolali.
Aku memilih untuk ikut acara yang di Klaten dan Boyolali, karena untuk Kalasan sendiri waktunya malam hari.
Sebelum berangkat, foto bersama dulu di depan sekretariat WALHI di kotagede.
Untuk menghibur pengungsi di Klaten, diadakan lomba mewarnai, dan dapat 5 orang pemenang, tapi sebenarnya hadiahnya sama saja dengan puluhan anak yang lain :)
Perjalanan dari Klaten ke Boyolali, cukup memakan waktu lama, di depan sebuah minimarket gitu, kebetulan ada pohon Talok a.k.a Krasan a.k.a Cherry, mb Echi istri mas Fadly ternyata, so dipetiklah ini demi sang istri :)
Menuju Boyolali, kami disuguhkan dengan pemandangan yang berbeda dengan di Klaten. Di Selo Boyolali, rumah penduduk, jalan raya, dan pepohonan masih ditutupi abu yang cukup tebal, bila sebelumnya kami melihat hamparan hijau, di daerah ini pemandangannya adalah putih, kusam dan begitu memprihatinkan. Tapi luar biasa, semangat warganya demi dapur tetap hidup terus menyala, ada saja warga seorang dua orang yang sedang membawa rumput, atau hewan peliharaannya.
Jalanan menuju Selo tidak semulus jalan di daerah lain, jalan berlubang, tanjakan dan tikungan yang cukup tajam jadi ciri khas tempat ini sebagai daerah di lereng gunung, mungkin itu juga yang menghambat para warga untuk sergap lari menghindar dari abu dan awan panas gunung Merapi. Mungkin mereka berpikir dua kali untuk lari mengungsi ke tempat aman atau tetap di berkumpul di dalam rumah karena bisa saja ketika mereka berlari, terus berpencar dan tidak saling menemukan anggota keluarganya.
Sesampai di NewSelo, mas Fadly mengajak salah seorang anak disitu untuk menyanyi Kasih Ibu, terus dengan lagu Padi ‘Sahabat untuk Selamanya’ ost UPIN IPIN. Sejenak warga melupakan yang sudah terjadi.
Sambil menunggu teman teman yang sedang sholat, mas Fadly melaksanakan titah mb Echi, ngambil abu vulkanik oleh-oleh buat Bilal, Aidan, Mima dan Hasan. Terus dilanjutkan sesi foto-foto.
Dari arah Merbabu, tampak kabut mulai merapat ke arah NewSelo. Subhanalloh..
Waktunya kami pamit dengan penduduk NewSelo.
Terimakasih untuk teman-teman dari Sobat PadI, akhirnya aku bisa melihat langsung keadaan di Selo dan Klaten.. Kenangan yang begitu indah.
Kalembo ade
Monday, November 22, 2010
Merapi dan Padi
Thursday, November 18, 2010
SOBAT PADI; D9-D8
blok nomer berapa mba ade?
saya nomer D9
saya D8
jangan bilang berhadapan ya ^^