Monday, February 8, 2010

Paduka dan hubungannya denganku :)

Bismillah

Mengurai benang kusut itu sulit ya, menyelamatkan tiap bagian sehingga membentuk benang lurus kembali, lalu bisa difungsikan lagi..

Sama dengan menyelamatkan nafas spirit dalam jiwa

Perlu waktu lama untu kemudian kembali bisa bernapas lega dan yakin SAYA BISA !!

Tadi malam, saia dapat kesempatan istimewa , nomor as ***677 kembali dikontak oleh beliau.. dengan sapaan yang pernah akrab di telinga saya beberapa waktu yang lalu..

*Paduka apa kabar?*

Hehe, terdengar unik dan kalau saia tidak salah, saia saja yang dipanggil begitu olehnya. Alasannya saia tidak tahu persis.

Setelah 3 kali berbalas sms, beliau akhirnya menelpon.

Banyak kabar yang saia dapat darinya, tentang buku bukunya yang sudah terbit, atau tulisannya yang dimuat di media nasional. Ya, saia sempat sekilas melihat bukunya di stand Muslim Fair kemarin.

Dan giliran saia yang ditanyakan beliau, progress terakhir seperti apa, menanyakan rencana rencana yang pernah saia tulis 3 tahun silam. Ok, beberapa sudah saia centang dengan tanda lulus, tapi masih banyak dan itu hal prioritas yang belum juga dimampiri tanda centang itu. Kapan ? tanyanya lagi. Dan kali ini dengan nada yang sungguh pasti *saia pun kaget*, saia menyebut target target itu akan terpenuhi dalam waktu dekat ini *bulan berapa, khusus dikonfiirm ke beliau*. Bismillah, insya Allah yakin, Paduka pasti bisa !!.. katanya mengakhiri pembicaraan kami.

Begitulah, perbincangan singkat tapi terus menyiratkan spirit untuk saia, bahwa HARAPAN ITU MASIH ADA. Satu lagi, kita tidak sendiri !!

Ya, disadari atau tidak, ada banyak orang yang mendukung kita, entah yang dekat secara hubungan darah atau orang lain sekali pun. Ya, mestakung, semesta mendukung.

Prolog tentang Paduka

Saia tidak ingat persis mulai kapan panggilan kerajaan ini berpindah ke saia. Yang jelas sejak 2006, beliau sudah menambahkan kata ini sebelum memanggil nama saia seutuhnya. Risih, pada awalnya ya, saia pun pernah protes agar tidak memanggil dengaan nama itu lagi, tapi setelah lama, saia mulai terbiasa juga dengan kalimat ‘Paduka di mana?, Paduka bisa datang jam berapa? Atau yang lainnya. Pernah suatu kali ada studi banding dari salah satu kampus negeri di Sumatera sana. Saia datang sebagai ‘undangan’ dan seharusnya hanya berkepentingan untuk duduk manis saja. Setahu saia, itu salah satu forum beliau. Setelah beberapa sambutan *tuan rumah dan tamu*, MC memanggil satu nama yang tidak asing dipendengaranku tapi mampu membuat saia tergagap.. Paduka *saia* diminta memberi sambutan. Sambutan? Itu bukan forum saia, jauh berbeda dengan disiplin ilmu atau pun organisasi yang saya ikuti. Dan juga, mengapa mesti ada tambahan kata Paduka? Bisa dipastikan, audiens menatapku dengan penuh tanya, heh anak ini? Bisa bisanya dapat nama itu?. Tapi ya sudahlah, itu bagian episode hidup saia, bahwa ada satu periode saia pernah dipanggil dengan sebutan PADUKA.. Benar, setelah forum itu, beberapa tamu memanggilku dengan kata PADUKA.

Dan ketika malam tadi saia kembali menanyakan ke beliau, mengapa saia dipanggil Paduka?.

Jawaban beliau,, Paduka tak perlu tahu dulu, jawabannya masih terkunci rapat dalam peti emas saya. Tssahhh

Mungkin saia memang tak perlu tahu saja.

*kalemboade*


1 comment:

azis rizki said...

wah
jadi
ternyata
mb adeku
paduka?