Friday, March 12, 2010

Surat pejuang untuk istrinya

Petikan surat Bung Tomo untuk isterinya Sulistina, ditulis di balik penjara Nirbaya, Kramat Jati

… Aku tahu Dindaku,
air matamu itu bukan air mata kesusahan,
kawan kita sementara ini tidak dapat berkumpul setiap hari penuh seperti dahulu.
Saya tahu bahwa air matamu tercucur karena Dinda merasa bahwa kita diperlakukan tidak adil.

Keadilan yang kita dambakan,sehingga kita bersedia menyambung nyawa di tahun 1945 itu,seolah-olah tidak ada lagi.
Tiada lagi keadilan itu bagi kita,
apalagi bagi rakyat jelata kita.
Mengingat semua itu saya tidak jarang seperti Dinda pula
mencucurkan air mataku.

Seperti anjuran Romo Mangunsoedarso dulu,
kita menangis mohon pertolongan ALLAH SWT bagi rakyat kita
yang sudah beratus-ratus tahun lamanya belum pernah merasakan keadilan sejati.
Dik Tienku,
Tiada jalan lain yang harus kita tempuh,
selain mohon pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Sembahyang tahajud malam hari,
seikhlas-ikhlasnya, sekhusyuk-khusyuknya,
insya Allah, pertolongan akan datang.
Di samping itu, Dinda sayang masih ingat nyanyian Doris Day yang kita tonton di Malang dulu bukan ? Look for The Silver Lining ?
Antara lain kalimat-kalimatnya “Look for the silver lining,  whenever clouds appear in the blue …”
… ALLAHU AKBAR !
Kini marilah kita lihat “The Silver Lining” nya.
Kita tahu betapa manusia-manusia yang ingin mencari popularitas kadang-kadang berbuat amoral,
membeli “teman” dengan menghamburkan uang negara (uang rakyat),
mencoba mencari simpati orang banyak (massa) dengan menyebarkan fitnah dan mempergunakan cara-cara yang kotor lainnya.
Sedangkan kita dengan adanya penahanan terhadap diri saya,
tanpa kita minta, simpati telah meluap-luap ditujukan pada kita sekeluarga.
Lebih-lebih simpati tersebut telah timbul secara sadar karena mereka mengetahui benar “what am I fighting for” !
Mereka tahu bahwa saya, demikian juga Dinda, Titing, Bambang, Sri dan Ratna,
berjuang untuk menegakkan kebenaran dan keadilan sejati,
sebagaimana yang dicita-citakan oleh segenap bangsa Indonesia
pada waktu kita memproklamasikan negara kita pada tahun 1945 dulu.

Dindaku sayang,
sympathie itu akan besar artinya bagi keluarga kita, sadarilah itu !
Semoga sympathie tersebut akan ada manfaatnya,
ikhtiar serta usaha kita menciptakan keadilan dan kebenaran sejati bagi rakyat Indonesia yang kita cintai.
Agar melalui jalan-jalan yang syah menurut hukum,
benar-benar RI Proklamasi 17 Agustus 1945 ini akan menjadi
negara yang diridhoi ALLAH SWT, sesuai dengan dasarnya ..

Itulah ! “Silver Lining” yang harus dilihat.
Dengan melihat ke arah “Silver Lining” tersebut, akan nampaklah nantinya sebuah horizon, cakrawala yang gilang gemilang.Di horizon itu akan kita jumpai rakyat Indonesia yang tersenyum simpul,
anak-anak muda Indonesia yang tertawa riang
karena nantinya kebebasan jiwa yang penuh tanggung jawab, kemakmuran, serta kesejahteraan yang merata
benar-benar akan menjadi kenyataan !!
Nur ilahi akan memberikan cahaya terang, mantap, dan abadi pada horizon atau cakrawala itu.

Tina adikku sayang,
jangan tertumpah lagi air matamu,
biarlah butiran-butiran mutiara itu tertahan dalam dadamu.
Tabah terasa pada dadamu,
sehingga kelak akan gemerlapan mutiara-mutiara itu dalam menyambut cahaya cakrawala harapan bangsa kita.
Tegaklah kembali sepenuhnya, Dinda !
Tuhan sendiri yang menjanjikan kemenangan bagi manusia-manusia yang menegakkan kebenaran dan keadilan yang diridhoi-NYA.
Dan janji Tuhan tidak akan meleset, adikku..

ALLAHU AKBAR ! ALLAHU AKBAR !
ALLAHU AKBAR !

Masmu, Tomo



9 comments:

N. Surya Hendrawan said...

T.T

Nisa Rachma said...

kereenn..

Ivonie Zahra said...

Sumbernya dr mana Ade? :)

ade mataho said...

mb Ivon
afwan lupa
ini hsl bongkar2 file lama di lepi, ade blm cntumin sumberna

zukhruf an Navis said...

merinding buu bacanya...

Margono M. Amir said...

Bung Tomo memang pahlawan sejati.
Ada baeknya anda juga baca http://mmamir38.multiply.com/journal/item/295

ade mataho said...

aku suka baca surat2 mereka buu

ade mataho said...

udah Opa
thx a bunch

intan aja said...

kereeeeeeeeeeennnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.......................