Tuesday, March 15, 2011

surat; embun daun matahari *

bismillah ^^

seharusnya surat ini sudah kukirim tanggal 9 yang lalu
ketika hujan sedang lebat-lebatnya
ketika matahari sedang lelap-lelapnya
dan, ketika aku kembali kehilangan jejak-jejakmu

tapi sayang 6 hari yang lalu
aku sedang sibuk-sibuknya
menggarap tugas-tugas yang dikejar deadline
merampungkan botol-botol flakonku
mengirim paket-paket pesanan yang sebenarnya tak banyak
lelah, tidak..
aku mencintai lesatan waktuku yang tak sia-sia

oya, kau tahu..??!!
tadi siang aku masak
sebenarnya tak begitu istimewa
hanya sup jamur yang menjadi kegemaranku
kelak, ketika kita sudah berbagi atap dalam cinta yang sama
aku janji, aku akan memasaknya juga untukmu
berharap kamu pun menyukai jamur 
kamu jangan khawatir
tidak ada campuran MSG dalam masakanku, aku tak ingin kita menderita alzheimer akut yang membuat kita tak saling mengingat, seperti dalam cerita film Korea kesukaanku.
tidak ada garam berlebih meski aku sangat mencintai rasa yang agak asin, aku hanya ingin jantungmu berdetak karena aku
dan tidak ada junkfood, bukan karena aku konservatif tapi aku tak ingin lidahmu lebih menyukai rasa resto daripada rasa rumahmu sendiri
ah, tapi akhirnya aku akan belajar memasaknya juga untukmu
bisa jadi kelak, kita berbagi dapur
aku memasak dan kamu pun begitu
kemudian makan di atas bentangan tikar
seperti potret potret dalam foto kalender
ahaa, indah lagi

oh iya, kau tahu
hari ini aku begitu bahagia
menyadari kita masih satu bumi
masih menikmati udara yang sama
masih mendengar berita yang serupa 
tentang gempa di negeri sakura kita, aku berduka untuk mereka
semoga kau pun berdoa untuk mereka

ehm, hujan lebat tadi sudah menjelma menjadi embun
menutupi pori dedaunan yang terbuka semalaman
embun;
daun menunggu kesejukannya
selalu dicinta karena kesetiaannya menemani daun berjumpa sang matahari

pertanda, sebentar lagi pagi
entah hari keberapa berbicara rindu
rindu yang terus bersambung
ya kau harus tahu, rinduku untukmu belum tamat

seperti rindu embun pada daun
atau cinta daun pada matahari
embun, daun dan matahari
trio yang terus bernyanyi hingga bayangmu tak lagi absurd
hingga kita bisa bertemu dalam sebuah ikatan yang diridhoi-Nya


jogja, 15 maret 2011



* seharusnya ingin ikut lomba menulis surat untuk jodoh yang diselenggarakan tetangga.. tapi ide dan waktu belum berkompromi #sigh
** aku percaya, ada perahu lain yang dikirimkan agen Pisces untuk mengirimkan surat tak berkertas ini untukmu :D







16 comments:

dini kaeka sari said...

hehe..
Selamat pagi dg seluruh kesegaran embun dan hangat peluk matahari ade.
Sajakmu seindah dn setenang pagi :)

ade mataho said...

hhehe juga
selamat pagi juga...
mari menyambut hari :)

Katerina * said...

Barisan kata-katamu indah sekali De.
Berbunga rasa hatiku membacanya :)

ade mataho said...

hhe makasih ka Riens
*blushing*

hayuk berbagi bunga...
biarkan rumah kita penuh taman indah :)

Margono M. Amir said...

Kalo anda ke sini, entar aku masakin.
Betul deh!

aziz rizki said...

keren suratnya

boleh kopas?
hehe

ade mataho said...

saia mau sekali Opa..
tapi kapan ya?? :D

Devi Asri Antika said...

ihiiiiiirrr.....

:D

ade mataho said...

hoho
boleh boleh
bikinin perahu dong Qii
biar cpt smpe
hhaha

ade mataho said...

ahhha

ihiirrr juga

aziz rizki said...

aku post di FB :D

ade mataho said...

jiah
ok

Salman Rafan Ghazi said...

aku embun yang rindu daun. ;d

ade mataho said...

bukan rindu purnama ya ??
eh filmnya bagus ga ya?

Salman Rafan Ghazi said...

belum nonton. ;d

ade mataho said...

iya sama,, belum nonton juga ^^