Monday, November 2, 2009

[dariseorangsahabat] karena dirimu spesial *dunialinguistik*

Pernah merasakan kebanyakan minum atau makan?? Biasanya rasanya ingin muntah buat mengeluarkan sebagian makanan atau minuman yang terlalu banyak kita minum. Kalau tidak ingin muntah, mungkin ada yang pernah merasakan pusing-pusing atau susah beraktifitas.

Nah, kira-kira itulah yang saya sedang saya rasakan untuk beberapa waktu belakangan ini, tetapi kali ini saya bukan kekenyangan dengan minuman atau makanan. Entah apa istilahnya, tepatnya saya sedang sangat-sangat kekenyangan dengan materi-materi kuliah dari psikolinguistik, teori linguistik, statistik pokoknya semua yang berakhiran tik-tiklah…^_^** Nah, karena itulah sebagai bentuk memuntahkan sebagian atau beberapanya saya tuliskan saja kilasan-kilasan pikiran agar saya ga kekenyangan dan bisa beraktifitas kembali.

Selain itu, kilasan-kilasan tersebut membuka kesadaran saya (semoga juga buat pembaca) tentang “betapa hebatnya Tuhan membuat yang namanya manusia dalam kaca mata bahasa”. Kalau selama ini, orang membuka lebar-lebar akan kehebatan Tuhan dalam ilmu-ilmu sains, nah dalam bahasa ini akhirnya saya temukan (wah kemana saja ya….saya beberapa tahun kuliah lalu, kok baru nyadar sekarang ) proses bahasa manusia itu luar biasa, membuktikan bahwa aku, kamu, kita adalah makhluk “spesial”.

Ok….here we are…..

“Kapan Manusia pertama kali mempersepsi bahasa?” Pertanyaan itu muncul saat saya dan seorang teman mempersiapkan bahan presentasi kami dalam kuliah psikolinguistik dengan tema “……perkembangan persepsi dan reseptif manusia”. Oh ya sebelumnya, definisi persepsi itu adalah proses manusia dalam menata atau membentuk makna terhadap rangsangan yang sampai ke inderanya. Rangsangan ini bukan hanya dalam bentuk bahasa, tetapi juga bisa juga cahaya, bau, rasa atau apa pun yang bisa dimaknai oleh otak kita dan ini sifatnya subyektif (artinya berbeda-beda setiap orang).

Saya ajukan pertanyaan itu pada teman saya dan akhirnya kita cuma geleng-geleng aja, karena kita memang tidak tahu. Kami kira manusia melakukan persepsinya saat manusia sudah lahir di dunia, karena buku-buku yang kami baca umumnya menjelaskan tentang perkembangan bayi sejak umur 0- sekitar 5 tahun. Hingga, di sebuah buku hitam berjudul Psikolinguistics:Language,
Mind and World setebal 400 halaman lebih, covernya hitam (sumpeh deh ni buku bikin puyeng banget ga selucu comiknya Shinchan he2x…), saya temukan jawaban itu.

“Benzaquen meletakan mikropon di dalam uterus pada ibu hamil tersebut untuk mengetahui dapatkah bunyi mencapai telinga sang janin bersamaan dengan suara detak jantung dan tekanan darah sang Ibu. Ternyata, bunyi dari ucapan sang Ibu ditemukan mampu untuk menjangkau dari telinga sang janin dibawah suara detak jantung dan tekanan darah Ibu. Akan tetapi belum diketahui apakah perkembangan telinga sang janin telah mampu mengirimkan bunyi itu ke bagian otak.

Dalam penelitian yang berbeda, dimana pengeras suara diletakkan pada dua ibu hamil yang berbeda dengan didengarkan dua sekuen /babi/+/biba/ pada ibu pertama dan /biba/+/babi/ pada ibu yang kedua. Hasil tersebut menunjukkan bahwa detak jantung bayi semakin berdetak lebih tinggi ketika sekuen itu didengarkan berulang kali. Hal ini memberikan sebuah penjelasan bahwasanya efek suara ibu bagi bayi saat masih di dalam janin memiliki andil yang sangat besar terhadap kemampuan mendengar bayi setelah ia lahir.

Dari dua penelitian tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa walau perkembangan fisik janin belum lengkap yaitu seperti manusia dewasa normalnya, persepsi bahasa telah terjadi semenjak di dalam rahim sang Ibu. Hal itu dapat dilihat melalui respon bayi yang detak jantungnya semakin kuat saat mendengar suara Ibunya atau sekuen-seuen tertentu berulang-ulang kali.”

Wah jadi pengen neliti ibu hamil sungguhan ….Nah itu berarti seorang bayi telah dapat berkomunikasi dan berbahasa sejak ia ada di rahim sang Ibu! Berbahasa dan berkomunikasi disini tidak hanya sekedar umumnya yang kita kenal, yaitu berbicara, membaca dll. Persepsi itu juga bagian berbahasa manusia.
Hal ini diperkuat oleh Papalia dkk, dia bilang kalau detak jantung janin yang berdetak secara khas saat mendengar suara-suara yang familiar, seperti suara ibunya merupakan bagian dari perkembangan anak dalam mempersepsi bahasa. Makanya sering tuh para ahli bilang, agar bayi sering-sering didengarkan musik instrumental (Mozart dll) atau tilawah Al-Qur’an bagi Muslim. Ternyata itu bener! Karena itu, merangsang bayi untuk mempersepsi bunyi, suara, intonasi, rasa dll yang juga bagian dari bahasa. Itu kan kalau musik Instrumen dengan tilawah Al-Qur’an, bagaimana kalau dengan musik dangdut, keroncong atau rock ya?? Emmm….perlu penelitian lebih lanjut …..

Selain itu, apa lagi yang membuat “spesial”??

Setelah bayi lahir dan hadir ke dunia ini, bayi memiliki kemampuan berbahasa yang tak kalah mengagumkan! Walaupun secara fisik, mereka belum bertumbuh dan berkembang secara lengkap, sebenarnya mereka telah memiliki kemampuan komprehensi berbahasa yang sangat cepat dan baik. Oh ya, komprehensi itu adalah kemampuan manusia untuk memahami makna dari bunyi, kata, kalimat yang ia dengar. Jadi, meskipun anak setelah kelahirannya belum mampu langsung memproduksi kata-kata serta berkomunikasi secara verbal dengan sekelilingnya, bukan berarti kemampuan berbahasanya ga jalan. Justru pada masa inilah, anak punya kemampuan komprehensi yang lebih dibandingkan kemampuan ia berbicara.

Fenson dkk bilang bahwa saat anak dapat memproduksi 10 kata, komprehensinya adalah 110 kata, jadi 11 kali lipat daripada produksinya. Artinya, saat anak baru hanya bisa mengucapkan “mama pipis”, “papa minum”, “abah pergi” dll, ia telah mampu memahami berbagai kosakata yang diluar kata-kata yang ia ucapkan. Sebuah hasil penelitian yang menarik dari Alm.Prof. Soenjono, ahli linguistik Indonesia, terhadap cucunya Echa yang ia teliti sejak Echa lahir hingga berumur 5 tahun. Ternyata Echa di kala umur sekitar 1 tahun telah mampu memahami ucapan sang Ayah saat Ayahnya meminta Echa mengambilkan kerupuk, walau pada saat itu ia belum mampu untuk berbicara secara sempurna.
Nah….

Oleh karena itulah, namanya “manusia” itu dibuat dengan luar biasa!! Bahkan untuk bisa ngomong aja, ada proses yang berjalan begitu complicated. Tulisan di atas cuma secuil dari keluarbiasaan dari sang Pencipta dalam menciptakan kemampuan berbahasa manusia, masih ada banyak fenomena yang aneh dan unik dari setiap proses berbahasa manusia. So, ga perlu bersedih kalau pernah merasakan ga punya potensi atau kelebihan, atau merasa bersedih dilahirkan dengan jerawat di wajah (he2x..) atau apa pun. Sebab, sebenarnya Tuhan itu sudah menciptakan manusia dengan sejuta keajaiban yang luar biasa! Oleh karena itulah aku, kamu, dan kita adalah “spesial”…………….^_^”

Beberapa referensi bahan diambil:
Dari makalah “Persepsi:Proses Ajaib Dari Seorang Bayi”
Dari bukunya Papalia dkk Human Development
Dari bukunya Danny dkk Pscholinguistics: Language, Mind and World

6 comments:

Farid Asbani said...

Ya, ada banyak hal sebenarnya yang bisa kita gali dari dunia kata-kata dan berbahasa. Berbincang tentang bahasa kadang tiada habisnya. Semakin dipelajari semakin penasaran...
TFS sharingnya...

ade mataho said...

yup..
benar
apalagi klo belajar tentang semantik,, psikolinguistik de el el..
menyenangkan..

Akashiro Isurama said...

puyeng.....

ade mataho said...

ko ???

hehehehe

Farid Asbani said...

saking penasarannya, banyak bukunya dibiarkan mengonggok belum dibaca... *penasaran doang*

ade mataho said...

hoh
bahasa pRancisku..