Friday, June 11, 2010

[ceritaku] bahasa Perancis I

Bismillah

Beberapa hari yang lalu aku silaturrahim ke tempat tinggal salah satu teman sejurusanku. Atmosfer Perancis cukup terasa dalam ruangannya, berbeda dengan tempatku sekarang. Sambil melihat kiri kanan, tampak beberapa dokumentasi yang cukup mengingatkanku dengan masa masa ‘polos’ pada awal kami masuk.

Berikut sedikit kaleidoskop itu..

Episode sandal jepit

Aku terkikik sendiri melihat foto ini. Hampir semua dari kami mengenakan sandal, mulai dari model sandal jepit karet sampai bahan kulit *rada halus lah*. Kalau melihatnya sekarang siy cukup aneh, apalagi dengan kostum yang eksis di eranya, jeans belel, cardigan, atau jilbab kaos.

Ahha.. sandal jepit.. alas kaki favorit kita,, ucapku sama si tuan rumah

Iya, ingat ga, dulu sandal kita pernah disembunyiin sama madame A**ce di lantai 3

Hehehe, ingat banget, hampir saja kita nyeker, untung diketemuin sama si Ariel.

Yups, ada beberapa ruangan, seperti laboratorium mata kuliah yang berhubungan dengan Oralement *Berbicara*, Phonetique dan Pronounciation yang ‘mendorong’ kami untuk tidak memakai alas kaki. Jadi, tiap mau masuk kelas, kami menyimpan alas kaki itu *baca : sandal* di rak. Pernah suatu kali, sandal kami yang terjejer rapi itu disembunyiin sama dosen dan itu ga membuat kami jera, makin gemar saja.


Si Nebo dan Mimi

Ini bukan salah satu judul roman yang pernah kami pelajari. Tapi nama 2 ekor kura kura. Ceritanya, waktu 2005, aku dan beberapa teman pergi ke pameran hewan. Nah, temanku ini membeli sepasang kura kura, ada juga yang beli ikan, kelinci, marmut, dll. Aku cukup kaget, ketika melihat ternyata 2 kura kura itu masih hidup, dan sudah besar. ‘Subhanalloh, ini saksi bisu perjalananmu selama kuliah jeng.. kataku’. Salut saja, punyaku dan teman teman sudah pada mati, eh punya dia masih terpelihara dengan baik, kerennn..


1 bundel fotokopi tentang Islam di Perancis

Ketika melihat bundel ini, aku ga bisa menahan keterkejutanku. Yups, bukan apa apa, ini bundelku banget, bundel yang aku susun sendiri selama 24 jam lebih demi sebuah harga diri dan hajat hidup orang banyak,, cieeh. Dan temanku ini, menyimpannya dengan sangat baik. Kalau ga salah, ceritanya begini. Tahun 2005, aku mau pindah kos, kebetulan ada tempat yang tidak jauh dari kosku sebelumnya dan cukup strategis. Aku pun menemui si Mbak yang menjaga kos itu, jawabannya masih ada 3 kamar kosong, aku tinggal menghubungi pemilik kos saja. Sudah mulai fix, tiba tiba mbak tersebut menanyakan jurusanku. Aku jawab, bahasa Perancis. Reaksinya jadi berbeda, wah mbak.. kami ga menerima jurusan bahasa Perancis, Jerman dan Inggris karena itu bahasa orang Ka*ir. Sontak, aku cukup tersinggung, gimana ya, itu jurusan yang sedang aku geluti. Tak berapa lama, aku langsung minta nomor handphone pemiliknya.

Ba’da magrib hari itu juga, aku mencoba konfirmasi ke bapak pemilik kosnya, berikut percakapannya.

Ade                 : Assalamualaykum Pak

Si Bapak         : Alaykumussalam

Ade                 : Maaf sebelumnya Pak, saya ade, mau tanya, kosan yang di KM masih ada ga ya Pak ?

Si Bapak         : Oh masih, masih ada 3 kamar mba. Mau pesan ?

Ade                 : Oh iya Pak, saya mau booking 1 kamar, insya Allah minggu depan sudah mulai tinggal di sana.

Si Bapak         : Ya ya, nanti saya bilang mbaknya. Oya, mbaknya kuliah di mana, jurusan apa ?

Ade                 : Saya di Bahasa Perancis UNY pak.

Si Bapak         : Oh.. bahasa Perancis, kosan saya ga menerima jurusan bahasa orang ka*ir

Ade                 : Lho, dari mana Bapak bisa menyimpulkan jurusan saya Ka*ir, sementara saya dan teman teman saya adalah muslim ?

Si Bapak         : Tapi bahasa itu berasal dari orang Ka*ir dan picik sekali kalo muslim mempelajarinya.

Ade                 : Wah Pak, Bapak ga seharusnya menjudge kami seperti itu.Kami di sini belajar, semata biar kami bisa dan bermanfaat untuk orang banyak. Nabi Muhammad saja pernah bilang, sampaikan sesuai dengan bahasa kaummu. Kalau berdakwah di Perancis, ga mungkin dengan bahasa Indonesia dong Pak.

Si Bapak         : Mbak, sudah mau adzan Isya, saya mau sholat dulu. Kalau ada waktu, temuin saya di maskam UGM ahad pagi, jam 8 wib.

Ade                 : Baiklah Pak, insya Allah bisa. Assalamualaykum

Begitulah, keesokan subuhnya aku langsung pergi ke warnet, meng-unduh sebisaku, tentang Perancis dan dunia Islam. Karena aku pikir, Bapak itu pasti sudah tau lebih banyak, aku cukup menambahkannya saja.

Ahad pagi, seperti kesepakatan dalam perjanjian. Aku pun pergi menemui beliau dengan segala persiapanku itu. Dan lagi lagi, bapak ini tetap dengan opini awalnya. Buat beliau, aku kasih souvenir 1 bundel data otentik tentang Perancis dan Islam.

Dan sekarang, aku melihat 1 bundel file itu.

Iya De, aku menyimpannya waktu kamu nangis dan buang file ini di depan kosmu. Ya, waktu itu aku sempat speechless dan sedikit menjaga jarak dengan orang2 seperti bapak tersebut, insya Allah sekarang sudah gag ko.. :D


Portofolio sampul novel mata kuliah Traduction *terjemahan*

Yang ini, c’est unique.

Kumpulan sampul novel terjemahan karya kami yang pertama. Punyaku saja sudah aku ungsikan ke kardus. Dia, owh masih lengkap dan punya semua sampul kami. Memorabel banget tuh, soalnya waktu itu aku belum punya komputer, aku ngetiknya di komputer temanku dan 5 hari sebelum pengumpulan novel, terjadi gempa 27 Mei dan kosan temanku yang waktu itu di Condong Catur adalah salah satu bangunan yang ambruk, termasuk bersama CPU dan komputernya. Naskah terjemahanku hilang bersama CPU itu, dan penderitaanku semakin sempurna di tanggal 29 Mei, flash disk-ku ikut raib. Beruntung, Monsieur Rohali selaku dosen Traduction memberiku waktu tambahan 5 hari untuk mengetik ulang seluruh terjemahanku yang berserakan itu. Walau begitu, alhmadulillah diganjar nilai A.. :)


*bersambung*

 

 

 

 

 

 

 

12 comments:

Kiky Chan [kichanchun] said...

hehehehe..... kirain ???

ade mataho said...

sengaja

:P

kirain apa hayooo

Salman Rafan Ghazi said...

wah, bapak kosnya sangar. hehe..

ade mataho said...

hhehe
iya.. orang yang berhasil bikin diriku nangis guling2 *halah*

Syamsul Arifin said...

wah, sepertinya seruw nih lanjutan ceritanya ^_^

^^dierenz^^ itu diena orenz said...

Lanjutannya Mba.. ^^

ade mataho said...

hhoho
ada mas ipin..
^^

ade mataho said...

ga bisa merangkai kata :((

fitrah rachmat kautsar said...

kl ada yg bilang bahasa inggris,prancis,jerman itu bahasa kafir, brarti bahasa indonesia bahasa musyrik donk, la wong bahasa indonesia jg asalnya dari budaya hindu-budha n harusnya bliau jg gak boleh tu pk bahasa indonesia..jg pada knyataanya kata2 di bahasa inggris(sbagaimana bhs indonesia jg) juga banyak yg serapan dari bahasa arab...aneh n gak masuk akal...

HayaNajma SPS said...

cerita ketiga...

ada ya yang begitu? ck..

ade mataho said...

hmm
begitulah
sampe sekarang,, kosannya tetap ga menerima anak2 jurusan 3 bahasa tadi

semoga hatinya bisa terbuka ^^

ade mataho said...

mau kenalan sama bapaknya ??
lhooo