Sunday, June 13, 2010

TANAH AIR BETA

Bismillah

Minggu sore, seperti biasa METRO TV menayangkan kembali acara Kick Andy, Jum’at kemarin aku belum sempat nonton, beruntung hari ini bisa. Tema kali ini tentang kehidupan pengungsi Timor Timur pro integrasi tahun 1999 Tema ini mengingatkan aku pada tahun yang sama, ketika itu aku ingin sekali belajar memanah karena terobsesi dengan cerita ayahku tentang 3 olahraga yang baik, berkuda, berenang dan memanah. Waktu itu, diakui cukup sulit untuk mencari pemanah, adanya pemanah ketapel.. ^^

Tapi ayahku ga kehilangan akal, aku pun diajak ke sebuah kampung bernama Loo. Sebuah kampung pesisir, dengan aneka ragam kerang lautnya yang sungguh istimewa.Sesampai di sana, tampak sebuah rumah panggung yang cukup besar, rapi meski tidak dicat. Halaman rumah itu dipenuhi pohon papaya, jati, bunga bougenvil, pohon pisang dan sebuah sumur dengan timba dari karet bekas ban motor. Ayah mengenalkanku dengan si empunya rumah, aku memanggilnya Papi Loo, kata ayah, beliau seorang pemanah ulung. Dialek bahasa Indonesianya unik, mengingatkan aku pada Eka, sepupuku yang tinggal di Manggarai NTT.

Setelah melihat lihat halaman rumahnya, kami diijinkan naik *masuk di rumahnya*. Di dalam rumah, tampak beberapa hasil kerajianan dari bulu ayam. Di dinding rumahnya, ada topi dari bulu burung sepertinya cendrawasih, dan sesuatu yang membuatku penasaran, anak panah lengkap dengan busurnya. Ukurannya cukup besar, seperti yang aku lihat dalam film film. Sepertinya itu sisa sia kerajaan di Timur. Sambil menikmati makanan yang disajikan istrinya, ada ikan bakar dengan tumisan daging kerang yang lezat sekali. Aku tanya tanya tentang si Papi, pengen tau ceritanya, hingga bisa sampai di tempatku. Usut punya usut, ternyata beliau anak salah satu raja di NTT [dulu banyak kerajaan kerajaan kecil di NTT], dia melarikan diri dari tanah kelahirannya karena ada perang saudara di tahun 1973. Pada perang itu, ayahnya menjadi korban dan akhirnya meninggal, tapi yang lebih tragis adalah kisah kepergian sang nenek dari Papi Loo.
Ceritanya begini, setelah perang reda [gencatan senjata], Papi Loo muda sudah mulai bisa menerima kepergian sang ayah, mereka [keluarga istana] makan bersama karena ada hidangan besar. Seluruh keluarga telah hadir, tapi Papi Loo masih mencari sang nenek, ketika selesai makan, dia bertanya pada salah satu pembesar di situ  'mana nenekku', [baca dengan logat NTT].. yang mendengar tampak saling pandang, dan salah satu dari mereka menjawab 'napa kau tanya nenek ko.. nenek kau sudah kau makan'… 
Betapa terkejutnya si Papi Loo muda, ternyata daging yang dia makan adalah neneknya sendiri. Sejak itu, dia membulatkan tekad untuk pergi dari tanah kelahirannya dan akhirnya terdampar di tempatku. Di Loo, dia memeluk agama Islam, menjadi nelayan dan menikah dengan penduduk setempat. Setelah mendengar ceritanya, aku ga jadi belajar memanah, sudah terlanjur ngeri membayangkan dia makan neneknya dan juga panah yang ia punya terlalu besar untuk anak kecil macam aku.  

Kembali ke Kick Andy hari ini. Kali ini bercerita tentang kehidupan pengungsi Timor Timur di NTT, keberadaan mereka sejak tahun 1999 ternyata belum dapat perhatian yang memadai dari pemerintah. Mereka telah memilih Indonesia, mereka telah jatuh cinta dengn Merah Putih, mereka telah terpisah dengan saudara mereka yang Timur Leste, dan tak sedikitpun mereka menyesal karena pilihannya. Dan lagi, Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen melalui rumah produksi Alenia, mereka membuat sebuah film yang berlatar keunikan daerah Atambua, berjudul 'Tanah Air Beta’.

Seperti film film sebelumnya, Denias dan KING, dalam film ini juga bercerita tentang Indonesia, permasalahan sosial yang ada, kearifan lokal yang kuat, serta semangat hidup yang begitu tinggi. Buatku, film ini layak ditonton segala umur ^^.

Berikut cuplikan film TANAH AIR BETA.

Dikisahkan seorang ibu muda bernama Tatiana (diperankan Alexandra Gottardo) yang terpisah dengan anak pertamanya, Mauro (Marcel Raymond), saat terjadi kekacauan pascajajak pendapat 30 agustus 1999. ”nama-nama tokoh sengaja tidak memakai nama belakang karena menyangkut marga orang banyak,” tutur ale.

Suami tatiana hilang dalam kerusuhan dan dia hanya sempat mengajak anak keduanya, merry (griffit patricia), mengungsi ke wilayah indonesia. Setelah ketegangan mulai mereda, tatiana kembali ke perbatasan untuk mengetahui nasib mauro.

Saat mencari anak pertamanya itu, tatiana berjumpa dengan pengungsi lain bernama abu bakar (asrul dahlan) yang terpisah dari istrinya saat kerusuhan. Mereka pun menjalin persahabatan di tengah penderitaan di pengungsian. Tanah air beta adalah kisah fiksi yang diangkat dari latar belakang peristiwa sejarah. Menurut nia zulkarnaen, produser eksekutif film ini, karakter tatiana dan kisah hidupnya merupakan gabungan dari beberapa sosok pengungsi eks timor timur yang diwawancarai sebagai narasumber saat riset film ini. ”agustus lalu kami ke sini untuk mewawancarai para pengungsi sekalian survei lokasi,” kata Nia.

11 comments:

ruy ruhiyah said...

Wah kayakny seru nih de film ny..nunggu ada cd ny ajah..
:D

Kisah papi loo td tragis bnget..kanibal(maaf)
^_^

ade mataho said...

ya Ryu
filmnya bagus..
^sotoy^

hhehe
tapi si Papi yang sekarang da ga ko..
maklum dulu kan kdg msh aneh2

Nella Si Pembelajar said...

Mba...aku kan pernah nonton langsung Kick Andy,hehehe... Tp pas live di studionya itu membahas adam air >> Gak seru bgt deh...

ade mataho said...

hhehhe
pas agenda BEM ya.. :D
klo mb pas episode pak sultan, n off air di TIM
sian bgt siy,, yg dibahas itu :D

emy firdausi said...

Sy suka cerita mb ade,,
Tentang papi Loo

lina ni... said...

serius tu cerita yang makan nenek... jadi ngilu

ade mataho said...

orangnya masih hidup lho dek :)
kalo pergi ke rumahnya, mba suka diajak naik perahu tp jujur masih takuttt, coz perahunya perahu mesin yang kecil
^^
tapi asli,, mereka baek banget

ade mataho said...

2 rius :)
ade juga sampe ga jadi makan
coz si Papi sempat cerita kalo dia benar2 menikmati, maaf 1 biji bola mata :(

ade mataho said...

duarius :)
ade juga sempat berenti mam..
coz pas itu si Papi nambahin lagi, dia cerita kalo dia bener2 menikmati waktu makan, maaf 1 bola mata :(

Fitria Amathonte said...

ayo nobar

emy firdausi said...

jadi mauu maen ke NTB mbak,,
naek perahu?? waah,, Subhanallah,,saya suka,, kalo pulang kampung..hehe
perahu kecil,,nanti pegangan yang kenceng mbak biar ndak jatoh..

Baeknya kayak sodara sendiri yah mbak,,