Friday, October 30, 2009

[Bima] tembe nggoli

Bismillah ^^

Sudah lama ga posting di blog,, dan ini buat bayar utang saya ke beberapa brotah di milis yang minta ditulis tentang sarung khas Bima.
Awalnya pengen nulis sendiri,, tapi saya kurang banyak tau tentang sejarah sarung ini,, coba-coba browsing.. alhamdulillah ketemu file ini.. dan setelah proses gubahan,, jadilah ..

Tembe nggoli,,
Tembe Nggoli adalah sarung tenun tangan khas Bima, dibuat dari benang kapas (katun), dengan warna-warni yang cerah dan bermotif khas sarung tenun tangan.
Warnanya bisa merah, pink, biru, ungu, hijau, oranye, dll.. dengan motif kotak atau ukiran khas Bima..

Keistimewaan Tembe Nggoli antara lain:hangat, halus, lembut, ga mudah kusut, warna awet n comfort..

Biasanya, mereka yang sedang meninggalkan Bima selalu membawa tembe nggoli barang 1 lembar, buat teman tidur, alat sholat atau pelepas rindu. Warna dan motif tergantung selera yang memakai.. kalau perempuan cenderung warna cerah dengan motik kotak-kotak kecil sedangkan laki-laki cenderung memilih warna cerah motif horisontal atau vertikal.. *Luping*

Bagi orang Bima, memakai sarung lazim dilakukan baik oleh laki-laki maupun perempuan. Perempuan Bima memakai sarung sebagai 'bawahan', bahkan masih ada yang menggunakan dua buah sarung, yang disebut "rimpu". Rimpu adalah cara perempuan Bima menutup aurat bagian atas dengan sarung sehingga hanya kelihatan mata atau wajahnya saja. Rimpu yang hanya kelihatan mata disebut "rimpu mpida" dan biasa dipakai oleh perempuan yang masih gadis,, sedangkan untuk yang sudah menikah di sebut rimpu colo atau rimpu yang nampak wajah, kalo sekarang seperti jilbab.

Cara memakai sarung antara laki-laki dan perempuannya pun berbeda.
Bagi kaum laki-laki, sarung dipakai seperti layaknya di Indonesia , yaitu digulung ketat pada perut/pinggang, yang disebut "katente". Bagi kaum wanita, sarung tidak digulung melainkan dilipat dan diselipkan (dijepit agar tidak terlepas), yang disebut "sanggentu". Selain itu perbedaan juga terletak pada posisi "bali" (yaitu bagian sarung yang diberi warna/motif berbeda, biasanya ditaruh pada bagian belakang ketika dipakai). Bagi kaum pria, 'bali' diletakkan agak ke kanan, sedangkan bagi kaum wanita 'bali' diletakkan agak ke kiri. Pemahaman tentang letak 'bali' ini menunjukkan tingkat pengetahuan pemakai sarung, atau menunjukkan ketelitiannya dalam berpakaian.

Masyarakat Bima juga menggunakan sarung sebagai selimut ketika tidur. Masyarakat yang tradisional bahkan tidak pernah atau tidak suka menggunakan selimut yang biasa, tetapi lebih nyaman menggunakan sarungnya yang hangat.

Kini, sarung Bima atau Tembe Nggoli banyak dijadikan koleksi atau oleh-oleh khas dari Bima.

8 comments:

Ijuf Mar said...

terima kasih sharingnya Ade
tambah satu pengetahuan tentang kekayaan budaya Indonesia
Bima, moga kelak bisa ke singgah ke tanahmu.
makasih

ade mataho said...

sami sami mba'yu
dengar ingin mba aja udah senang,, palagi benaran singgah..
hayukk
kita bakar ikan bareng2,, trus berenang dipinggir lautnya yang ramah..
tenang,, ade punya wilayah privat hhehe nggaya :))

Ijuf Mar said...

harus ingat itu Ade, janjinya!
nelen ludah, bakar ikan :D

ade mataho said...

siiippp

bakar ikan mah gampang,, cuma itu sajian dirumahku mba hehe
tiap da tamu.. pasti...
ke pantai... beli ikan2 segar itu...

huhu.. pengen makan ikan juga.. :))

intan aja said...

beliin.. :P

ade mataho said...

ke bima dulu ya...

dulu da smangad2 tnya orang dompu yang di simpasai..
hehe masih inget ga ?? ^^

Bie-Ntan No Last Name said...

aku jualan ini loooh, cuma masih dikit........boleh ngopy fotonya nggak ya? coba cek di http://butiksarungtenun.blogspot.com yaa

ade mataho said...

meluncur kakk